@thesis{thesis, author={SEPTIANINGSIH RIA}, title ={PERBANDINGAN EFEKTIFITAS INFRARED DAN RETRO WALKING TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA PASIEN OSTEOARTHRITIS LUTUT DI PUSKESMAS KENDAL KEREP}, year={2017}, url={http://eprints.umm.ac.id/43203/}, abstract={Latar Belakang : Osteoarthritis lutut adalah suatu keadaan yang digambarkan dengan kelemahan kekuatan tulang dan susunan tulang yang buruk.Penyebab utamanya adalah nyeri pada musculoskeletal.Mekanisme nyeri pada osteoarthritis didefinisikan sebagai keadaan sensori yang tidak menyenangkan. Penatalaksanaan nyeri pada pasien osteoarthritis lutut yang pernah dilakukan adalah infrared dan retrowalking. Mekanisme kerja dari infrared dalam menurunkan nyeri melalui pemanasan yang ringan memberikan efek sedatif terhadap ujung-ujung saraf sensoris, sedangkan retrowalking menurunkan nyeri melalui tekhnik latihan rehabilitasi untuk ekstremitas bawah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan efektifitas infrared dan retrowalking terhadap penurunan nyeri pada pasien osteoarthritis lutut di Puskesmas Kendal Kerep Metode : Penelitian ini menggunakan desain quasi eksperimental yakni dengan pre dan posttest yang melibatkan 30 responden dengan menggunakan quota sampling. Sampel dibagi menjadi 2 kelompok intervensi yaitu kelompok terapi infrared (n=15) dan retrowalking (n=15). Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan uji paired t test dan independent t test. Hasil : Hasil analisis uji paired t test terapi infrared dan retrowalkingdiperoleh nilai signifikansi 0,000 (p<0,05) sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa H0 ditolak, yang artinya infrared dan retrowalkingefektif dalam menurunkan nyeri pada pasien osteoarthritis lututdi Puskesmas Kendal Kerep.Dan hasil analisis uji independent t test antara terapi infrared dan retrowalking diperoleh nilai signifikansi 0,007 (p<0,05) sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa H0 ditolak, yang artinya ada perbedaan efektifitas, terapi infrared lebih efektif dari pada terapi retrowalkingdalam menurunkan nyeri pada pasien osteoarthritis lututdi Puskesmas Kendal Kerep. Diskusi : Pemberian terapi infrared memiliki efek sedatif sehingga nyeri pasien dapat berkurang. Rasa hangat yang ditimbulkan infrared dapat meningkatkan vasodilatasi jaringan superfisial sehingga dapat memperlancar metabolisme dan menyebabkan efek relax pada ujung saraf sensori.} }