@thesis{thesis, author={Syufa’at Abdurahman Sholeh}, title ={ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.L DENGAN RESIKO PERILAKU KEKERASAN AKIBAT SKIZOFRENIA HEBEFRENIK DI RUANG KEMUNING RSUD R.SYAMSUDIN, SH. KOTA SUKABUMI.}, year={2018}, url={https://eprints.ummi.ac.id/760/}, abstract={Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik, baik kepada diri sendiri, maupun orang lain, dan lingkungan yang dirasakan sebagai ancaman. Pada umumnya perilaku kekerasan di pengaruhi oleh faktor presipitasi yang meliputi kesulitan ekonomi, kehilangan anggota tubuh karena amputasi, serta kehilangan anggota keluarga terdekat selain itu faktor predisposisi yang meliputi faktor psikologis, biologis, dan social budaya. Penulis melaporkan kasus seorang perempuan berusia 41 tahun dengan perilaku kekerasan akibat skizofrenia hibefrenik di Ruang Kemuning RSUD R.Syamsudin, SH. Dalam melakukan asuhan keperawatan pada klien kelolaan penulis menggunakan proses keperawatan dimulai dari pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi dan evaluasi. Pada tahap pengkajian, penulis mendapatkan data dengan pendekatan data subjektif dan data objektif. Pada saat tahap pengkajian penulis mendapat hambatan dalam komunikasi terapeutik karena kurangnya latihan. Pada tahap untuk menentukan diagnosa keperawatan perilaku kekerasan dengan mengetahui apakah aktual, resiko, atau kesejahteraan dalam keperawatan jiwa maka ditentukan dengan membuat pohon masalah terdiri dari core problem, causa, dan effect dimana core problem adalah diagnosa keperawatan aktual. Pada tahap perencanaan, penulis menggunakan modifikasi perencanaan Fitria (2012) dan Herman (2011). Tindakan keperawatan yang hendak diterapkan penulis yaitu SP 1 klien mampu menyebutkan penyebab, tanda, gejala, dan akibat perilaku kekerasan serta latihan tarik nafas dalam untuk mengontrol emosi. SP 2 yaitu latihan mengontrol emosi dengan latihan pukul bantal atau kasur. SP 3 yaitu latihan meminta, menolak, dan mengungkapkan dengan baik. SP 4 yaitu latihan dengan cara spiritual seperti berdoa dan sholat. SP 5 yaitu melatih patuh minum obat dengan prinsip 5B. Terapi obat yang diterapkan terhadap klien meliputi Haloperidol 20mg 3x1, Trihexyphendyl 2mg 3x1, dan Clozapine 50mg 1x1. Pada tahap implementasi penulis hanya berhasil menerapkan hingga SP 2 dikarenakan klien yang sudah tidak kooperatif. Memang pada dasarnya banyak kesenjangan antara teori dengan praktik di lapangan.} }