@thesis{thesis, author={Mardianingsih Eli}, title ={Analisis biaya mutu pada perusahaan rokok “HARAPAN SEJATI” Nganjuk}, year={2006}, url={https://eprints.unmer.ac.id/id/eprint/658/}, abstract={Persaingan dunia bisnis saat ini dan dimasa akan datang semakin kompetitif, selain itu pembukaan pasar bebas akan semakin mengarah pada perdagangan global. Hal ini membuat perusahaan dituntut untuk bersaing dalam tiga aspek, yaitu fleksibilitas, mutu dan biaya. Fleksibilitas berarti pengusaha harus mampu memenuhi selera pasar dan dapat memberikan manfaat yang lebih baik bagi konsumen. Masalah biaya berhubungan dengan pemanfaatan sumber daya yang dimiliki perusahaan secara efisien dan efektif sehingga mampu menghasilkan produk dengan harga yang terjangkau oleh konsumen. Oleh karena itu perusahaan perlu menghilangkan atau menekan pemborosan yang terjadi yang tidak memberikan nilai tambah (value added) bagi perusahaan. Laporan biaya mutu dapat dipakai untuk menentukan pengendalian operasi perusahaan lebih lanjut. Oleh karena itu, perusahaan memerlukan suatu informasi yang mampu menunjukkan perubahan biaya mutu yang dikeluarkan oleh perusahaan dan pengaruhnya terhadap kinerja perusahaan produksi. Tujuan dari penelitian ini adalah 1) Mengetahui sejauh mana usaha perusahaan dalam menjaga dan meningkatkan mutu produk yang dihasilkan, 2) Mengetahui masalah-masalah mutu produk yang dihadapi oleh perusahaan dan kemungkinan pemecahan masala dan 3) Menganalisis penerapan biaya mutu yang dilakukan pada bagian produk dalam menjaga dan meningkatkan mutu produk yang dihasilkan. Hasil analisis yang telah dilakukan menunjukkan secara keseluruhan bahwa biaya mutu yang terjadi dari tahun 2003 ? 2004 semakin meningkat meskipun belum terlalu jauh dari standar mutu yaitu zero defect dimana biaya mutu yang terjadi 2,5% dari total penjualan aktual tahun berjalan. Analisis terhadap biaya mutu yang terjadi pada periode yang bersangkutan belum dilakukan secara efektif sehingga terlihat perusahaan menanggung biaya mutu yang secara kuantitatif masih terdapat banyaknya produk cacat yang terjadi. Perusahaan telah melakukan pengawasan terhadap mutu produknya sebagai usaha peningkatan mutu, ini terlihat pada pembagian tugas dan tanggung jawab dari masing-masing jabatan dalam organisasi. Hanya proses pelaksanaan produksi masih tergantung pada tenaga manusia, sehingga ketepatan dan kecepatan untuk menghasilkan produk yang bermutu masih menghadapi kendala. Mengelompokkan biaya mutu pada tahun 2003 yang terdiri atas biaya pencegahan sebesar Rp. 25.587.000, biaya penilaian sebesar Rp. 40.431.000, biaya kegagalan intern Rp. 84.378.100 sedangkan pada tahun 2004, biaya pencegahan sebesar Rp. 32.920.300, biaya penilaian sebesar Rp. 43.637.000, biaya kegagalan intern Rp. 83.212.200. Biaya-biaya mutu antara lain biaya pencegahan naik sebesar Rp. 7.333.300, biaya penilaian naik sebesar Rp. 3.206.000, biaya kegagalan intern menurun sebesar 1.165.900.} }