@thesis{thesis, author={Wulandari Retno}, title ={Laporan pertanggungjawaban biaya produksi sebagai alat penilaian kinerja bagian produksi pada PT. Kasin Leather Tannery}, year={2006}, url={https://eprints.unmer.ac.id/id/eprint/723/}, abstract={Dalam dunia usaha dewasa ini suasana persaingan semakin ketat, hal ini disebabkan kondisi perekonomian sebagai lingkungan eksternal seringkali berubah. Tujuan perusahaan adalah tercapainya kinerja yang baik dari tiap-tiap manajer yang ada di dalam perusahaan. Salah satu upayanya adalah dengan memberikan wewenang yang lebih luas kepada para manajer dalam mengelola semua kegiatan yang berada dalam pusat?pusat pertanggungjawaban. Walaupun pendelegasian wewenang telah dilimpahkan lebih luas kepada manajer pusat pertanggungjawaban, namun pimpinan puncak perlu memantau pelaksanaan kegiatannya yang ada dalam setiap pusat pertanggungjawaban. Maka manajer pusat pertanggungjawaban perlu membuat program kerja, anggaran serta melaporkan pelaksanaan kegiatan yang telah dilakukan kepada pimpian perusahaan. Sehingga akuntansi pertanggungjawaban sangat diperlukan sebagai sarana unit kerja yang ada di bawah pengendalian manajer pusat pertanggungjawaban pada suatu perusahaan. Bagi manajer puncak dapat digunakan sebagai dasar penilaian prestasi manajer pusat pertanggungjawaban. Dengan demikian akuntansi pertanggungjawaban berusaha mengkaitkan organisasi dengan sistem pertanggungjawaban. Sehingga dengan akuntansi pertanggungjawaban bagi pimpinan perusahaan dapat menilai kinerja manajer yang bertanggungjawaban atas suatu pusat pertanggungjawaban. Adapun permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut : ?Bagaimana laporan pertanggungjawaban biaya produksi dapat digunakan sebagai alat penilaian kinerja bagian produksi pada PT. Kasin Leather Tannery Malang??. Dalam menghadapi permasalahan yang tersebut di atas, dapat diambil langkah-langkah pemecahan masalah antara lain : (1) pengukuran prestasi kinerja pusat biaya melalui perbandingan antara biaya yang dianggarkan dengan realisasi biaya yang terjadi pada periode yang sama dan (2) penggolongan biaya terkendali dan biaya tidak terkendali sebagai dasar penyusunan anggaran biaya pada periode yang akan datang. Dari langkah tersebut dapat diperoleh hasil bahwa : (1) dalam menyusun anggaran biaya produksi, PT. Kasin Leather Tannery Malang belum mengikut sertakan bawahan selain itu laporan pertanggungjawaban yang dibuat belum efektif dan belum memenuhi syarat akuntansi pertanggungjawaban secara benar; (2) dalam sistem akuntansi biaya dan kode rekening, perusahaan telah melakukan akan tetapi belum sesuai dengan sistem akuntansi pertanggungajwaban khususnya mengenai penggolongan biaya; dan (3) setelah dilakukan analisis selisih diketahui antara anggaran dan realisasi untuk pusat biaya produksi mengalami selisih lebih (+) sebesar Rp. 26.943.300 untuk tahun 2003, Rp. 13.340.650 tahun 2004 dan Rp. 8.102.500 tahun 2005 hal ini menunjukkan bahwa anggaran yang dibuat lebih besar dari pada realisasinya. Dapat dikatakan bahwa dalam membuat anggaran manajer produksi kurang teliti. Sehingga saran yang bisa diberikan penyusunan anggaran perusahaan hendaknya mengikut sertakan para bawahan agar mereka termotivasi dengan demikian dapat dimintai pertanggungjawaban sehubungan dengan anggaran yang telah dibuat, adanya pengklasifikasian biaya antara biaya yang dapat dikendalikan dan biaya yang tidak dapat dikendalikan, agar dapat memudahkan dalam menentukan siapa yang bertanggungjawab apabila terjadi penyimpangan dan laporan yang dibuat hendaknya disesuaikan dengan struktur organisasi, hal ini dimaksudkan apabila terjadi penyimpangan atas biaya maka akan dapat diketahui siapa yang harus bertanggungjawab atas penyimpangan tersebut.} }