@thesis{thesis, author={Retnoningsih Dwi Indah}, title ={Analisis ratio profitabilitas sebagai alat untuk menilai kinerja pada perusahaan pharmaceuticals yang go public di Bursa Efek Jakarta Tahun 2000-2004}, year={2006}, url={https://eprints.unmer.ac.id/id/eprint/823/}, abstract={Untuk memperkuat posisi perusahaan dalam persaingan dan menjaga agar kelangsungan perusahaan tetap terjamin, sudah selayaknya bila perusahaan mampu memperhitungkan kemampuannya untuk memperoleh laba yang diinginkan tetapi usaha perusahaan untuk memperoleh laba tidak lepas dari kinerja yang dihasilkan, oleh karena itu perlu adanya penilaian kinerja. Penilaian kinerja merupakan suatu evaluasi yang dilakukan untuk mengukur prestasi kerja suatu perusahaan dengan tujuan untuk memberikan gambaran mengenai kondisi perusahaan, dan salah satu alat yang digunakan untuk penilaian kerja tersebut adalah analisis rasio profitabilitas. Analisis profitabilitas perlu untuk dilakukan agar perusahaan dapat mengetahui hubungan dari pos?pos keuangan, baik dalam neraca maupun dalam laporan laba rugi. Bagi perusahaan pharmaceuticals agar tetap memperkuat posisi perusahaan dalam persaingan dan menjaga agar kelangsungan perusahaan tetap terjamin, maka perusahaan harus mampu memperhitungkan kemampuannya untuk memperoleh laba yang diinginkan. Untuk mewujudkan semua itu tentu membutuhkan dana yang besar, oleh karena itu perusahaan dapat melakukan go public dimana masyarakat umum dapat ikut berpartisipasi menyediakan dana bagi perusahaan. Data yang digunakan adalah data sekunder yang terdiri dari data kualitatif dan kuantitatif. Teknik Pengumpulan Data, adalah : Studi Pustaka, dan Dokumentasi. Teknik yang digunakan untuk menganalisis data adalah menghitung rasio profitabilitas perusahaan, yang terdiri dari : Gross Profit Margin, Net profit margin , Operating Profit Margin, Return On Investment (ROI), Return On Equity (ROE), Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 10 perusahaan pharmaceuticals yang ada di Indonesia dan terdaftar di BEJ.antara lain : PT.Kalbe Farma, Tbk, PT.Darya-Varia Laboratories, Tbk. PT.Tempo Scan Pacific, Tbk, PT.Merck Indonesia, Tbk, PT.Kimia Farma (Persero), Tbk,PT.Bristol ? Myers Squibb Indonesia, Tbk, PT.Dankos Laboratories, Tbk, PT.Pyridam Farma, Tbk, PT.Indofarma, Tbk, PT.Schering-Plough Indonesia, Tbk. Dalam pengambilan sampel dilakukan secara sensus. Berdasarkan hasil tabel perhitungan Gross Profit Margin, dapat diketahui bahwa selama 5 tahun (2000-2004). PT.Pyridam Farma, Tbk memiliki Gross Profit Margin paling tinggi yaitu sebesar 63,81% dan PT. Kimia Farma, Tbk memiliki Gross Profit Margin paling rendah yaitu sebesar 32,28%. Berdasarkan tabel hasil perhitungan Net Profit Margin, dapat diketahui bahwa selama 5 tahun, PT.Merck Indonesia, Tbk memiliki Net Profit Margin paling tinggi yaitu sebesar 20,27% dan PT. Schering?Plough Indonesia, Tbk memiliki Net Profit Margin paling rendah yaitu sebesar ?2,73%. Berdasarkan hasil tabel perhitungan Operating Profit Margin maka dapat diketahui bawha selama 5 tahun, PT. Merck Indonesia memiliki Operating Profit Margin paling tinggi yaitu sebesar 25,96% dan PT. Schering-Plough Indonesia, Tbk memiliki Operating Profit Margin terendah yaitu sebesar 2,87%. Berdasarkan tabel hasil perhitungan Return On Investment, maka dapat diketahui bahwa pada tahun 2000- 2004, PT. Merck Indoensia, Tbk memiliki Return On Investment paling tinggi yaitu sebesar 29,65% dan PT. Schering-Plough Indonesia, Tbk memiliki Return On Investment paling rendah yaitu sebesar ?4,46%. Berdasarkan tabel ini hasil perhitungan Return On Equity, dapat diketahui bahwa pada tahun 2000-2004 PT. Merck Indonesia, Tbk memiliki Return On Equity paling tinggi yaitu sebesar 37,83%. Dan PT. Schering-Plough Indonesia, Tbk memiliki Return On Equity paling rendah yaitu sebesar ?40.56%. PT. Pyridam Farma, Tbk dan PT.Merck Indonesia, Tbk merupakan dua perusahaan phamaceuticals yang mempunyai tingkat profitailitas paling baik pada tahun 2000-2004. PT.Kimia Farma, Tbk dan PT. Schering-Plough Indonesia, Tbk merupakan dua perusahaan phamaceuhcals yang mempunyai tingkat profitabilitas kurang baik pada tahun 2000-2004.} }