@thesis{thesis, author={Abror Sumbul Manafi’}, title ={ANALISIS INTERAKSI FAKTOR KENDALA DALAM IMPLEMENTASI TINDAKAN EFISIENSI ENERGI DENGAN PENDEKATAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS ( AHP) DAN INTERPRETIVE STRUCTURAL MODELLING (ISM) (Studi kasus di PT. Cigading Habeam Centre)}, year={2016}, url={http://eprints.upnyk.ac.id/10143/}, abstract={ABSTRAK Baja merupakan salah satu komponen penting dalam mendukung pertumbuhan industri dan juga pembangunan infrastruktur. Baja H-beam adalah salah satu baja yang digunakan dalam pembangunan infrastruktur. Pasar baja H-beam di Indonesia tidak hanya dimiliki oleh produsen lokal tetapi juga produsen dari luar negeri. PT. X merupakan salah satu produsen baja H-beam lokal. Pada tahun 2015, tercatat produksi yang dilakukan oleh perusahaan adalah sebesar 78.067,76 ton dari kapasitas produksi perusahaan sebesar 144.000 ton. Hal ini mengindikasikan rendahnya daya saing produk terhadap produk pesaing, khusunya pada tingginya harga produk. Penggunaan energi yang tinggi menjadi salah satu faktor yang membuat harga jual produk tinggi. Tingginya penggunaan energi disebabkan oleh penerapan kebijakan efisiensi energi yang belum diterapkan secara menyeluruh. Hal ini terjadi karena adanya kendala dalam implementasinya. Berdasarkan hal ini maka perlu dilakukan penelitian terhadap prioritas\s faktor kendala yang perlu diselesaikan dan juga sub faktor- sub faktor kendalanya dengan mempertimbangkan interaksinya satu sama lain agar penyelesaian dapat dilakukan secara tepat. Pada penelitian ini, penentuan prioritas faktor kendala dilakukan dengan menggunakan metode Analytical Hierachy Process (AHP) dan interaksi antar sub-faktor kendala dengan menggunakan metode Interpretive Structural Modelling (ISM). Penentuan prioritas faktor kendala akan mempermudah dalam prioritas penyelesaian dan analisis interaksi sub faktor kendala akan mempermudah tindakan penyelesaian faktor kendala dengan tepat. Berdasarkan hasil penelitian ini didapatkan bobot faktor kendala sebagai berikut : finansial dan ekonomi perusahaan (35%), manajemen dan organisasi perusaahaan (25%), teknologi (12%), sumber daya manusia (12%), bahan baku dan energi yang digunakan (9%) dan kebijakan dan regulasi pemerintah (6%). Pada setiap faktor kendala terdapat sub faktor kendala yang memiliki tingkat pengaruh terbesar terhadap sub faktor kendala lainnya sehingga penyelesaian faktor kendala dapat difokuskan pada sub faktor kendala dengan pengaruh terbesar. Kata kunci : Baja , Efisiensi Energi, Faktor Kendala, AHP, ISM} }