@thesis{thesis, author={SARI ROMADANI}, title ={KAJIAN KINERJA INJEKSI AIR PADA SUMUR “X” LAPANGAN “Y” DALAM PENINGKATAN PEROLEHAN MINYAK}, year={2017}, url={http://eprints.upnyk.ac.id/11733/}, abstract={Selama berjalannya produksi, tekanan di reservoir akan menurun yang berakibat penurunan laju produksi. Pada reservoir water drive, penurunan tekanan ini dapat disebabkan oleh terbatasnya dukungan tekanan dari lapisan air (aquifer). Untuk meningkatkan nilai recovery dari reservoir agar diperoleh kembali produktifitas yang baik dengan diketahui OOIP 193,69 MMSTB dengan cadangan sisa yakni sebesar 155 MMSTB, maka dapat melakukan skenario pengembangan, diantaranya adalah secondary recovery dengan waterflooding. Waterflooding dapat dilakukan dengan asumsi suatu target reservoir memiliki tingkat heterogenitas yang rendah (cenderung homogen). Penyapuan dengan air bertujuan untuk melepas ikatan antara minyak dan batuan (oilwet) sehingga dapat digantikan sudut kontaknya dengan air. Pada Lapangan Y waterflooding dilakukan karena menurunnya tenaga reservoir akibat penurunan tekanan. Dari sumur yang dipilih lalu ditentukan pola injeksi air yang akan dibuat yakni dengan pola five spot. Dengan screening criteria yang ada menunjukkan bahwa reservoir memungkinkan untuk dilakukan waterflooding dengan metode Craig Geffen Morse. Pada metode Craig Geffen Morse (CGM) di Lapangan Y, sumur produksi X, sumur injeksi Z diasumsikan bahwa jarak antar sumur produksi adalah sama dengan distribusi fluida antar sumur juga sama dan jarak penyapuan antat sumur yang sama. Dalam pengolahan data, diasumsikan data dari satu sumur mewakili ketiga sumur lainnya Pertimbangan sehingga dapat dilakukan metode ini adalah reservoir tersebut memiliki Sor sebesar 39,1% , jenis bantuan sandstone, water cut sebesar 89.82%. Dalam metode Craig Geffen Morse mengasumsikan jarak antar sumur adalah sama dan pada Lapangan Y diasumsikan Sumur produksi X mewakili ketiga sumur lainnya, distribusi fluida awal uniform (seragam) dan tidak ada produksi minyak sampai fill-up, prinsip pendesakan tidak sepenuhnya seperti piston, tapi didasarkan pada mobilitas fase krw, laju injeksi dianggap tidak konstan tergantung tingkatan produksi dari awal hingga pendesakan. Perkiraan kinerja injeksi air dilakukan dengan metode Craig-Geffen-Morse meliputi, waktu yang dibutuhkan dari awal injeksi sampai interference, waktu yang dibutuhkan untuk proses fill-up, waktu yang dibutuhkan untuk mencapai breakthrough. Pada tahapan dalan analisa perhitungan dengan metode Craig Geffen Morse adalah ditentukperhitunganan Koefisian Variasi Permeabilitas (CPV), pergerakan front fluida, Np, Wp, WORs, Qo, Qw, RF. Kemudian dari hasil perhitungan dilakukan analisa terhadap grafik Np, Wp, WORs, Qo, Qw. Hasil anaisa dari metode Craig Geffen Morse diperoleh Np sebesar 42424,54 STB, Wp sebesar 4386,65 STB, WORs sebesar 0,59bSTB/STB, Qo sebesar 170,50 STB/DAY, Qw sebesar 101,35 STB/DAY,dan Recovery Factor sebesar 21,89%. Secara keseluruhan dari perencanaan injeksi air ini terjadi peningkatan perolehan dan waktu breaktrough yang cukup lama menunjukkan respon yang positif. Secara perhitungan pelaksanaan waterflooding dengan menggunakan metode Craig Geffen Morse mendapatkan hasil yang baik yakni dapat dilihat dari Recovery Factor sebesar 21,89 % setelah dilakukannya waterflooding.} }