@thesis{thesis, author={Bandaso Delita Lambe}, title ={Pengaruh ekstrak tanaman kelor (Moringa Oleifera) terhadap pulau langerhans pankreas tikus putih diabetes melitus tipe 2: literature review}, year={2021}, url={http://erepository.uwks.ac.id/9335/}, abstract={Diabetes melitus merupakan salah satu masalah kesehatan yang serius di dunia. Tanaman Moringa oleifera digunakan sebagai salah satu pengobatan tradisional, tanaman kelor sendiri memiliki sifat antihiperglikemia, antioksidan terutama pada organ pankreas. Kandungan pada ekstrak daun kelor dapat memperbaiki kerusakan pada pulau langerhans pankreas yang diinduksi Streptozotocin dan Alloxan sebagai bahan diabetogenic. Penelitian ini berbasis Sistematic review dengan metode meta-sintesis dan pendekatan secara meta-agregasi. Data penelitian didapatkan dari 10 sumber referensi dengan hasil yang didapatkan bahwa tanaman kelor Moringa oleifera dapat digunakan dalam memperbaiki pulau langerhans pankreas tikus akibat kondisi diabetes melitus tipe 2 yang berupa: (1) Penurunan ekspresi IL-6, TNF-?, dan IL-1, (2) Penurunan serum insulin, glukosa darah, (3) Penurunan jumlah dan diameter pulau langerhans pankreas, (4) Terjadinya atrofi sel, nekrosis, dan degenerasi sel dalam pulau langerhans pankreas. Sedangkan dosis efektivitas terbaik pada tanaman Moringa oleifera yaitu ekstrak daun kelor 300-450 mg/kgBB/hari, sehingga dapat disimpulkan bahwa ekstrak daun kelor dengan dosis 300-450 mg/kgBB/hari memiliki hasil terbaik dalam memperbaiki kerusakan pulau langerhans akibat kondisi diabetes melitus tipe 2. Kata kunci : Moringa oleifera, diabetes melitus tipe 2, pulau langerhans} }