@thesis{thesis, author={ }, title ={ANALISIS TEKNIS PENGARUH PROSES PENGERINGAN OKARA (AMPAS TAHU) MENGGUNAKAN FLASH DRYER DENGAN VARIASI LAJU PENGUMPANAN BAHAN DAN LAJU ALIRAN UDARA}, year={2013}, url={http://new.etd.repository.ugm.ac.id/home/detail_pencarian/61770}, abstract={(ABSTRAKSI) Salah satu industri yang dominan menggunakan kedelai adalah industri tahu. Hasil samping dari pengolahan tahu yang berupa ampas yang perlu penanganan. Proses pengeringan dipilih karena dapat menurunkan kadar air sehingga memudahkan transportasi dan memperpanjang umur simpan. Pengeringan okara pada penelitian ini digunakan flash dryer. Pada penelitian ini menggunakan variasi debit udara yaitu 0,1389 m3/s,0,1443 m3/s dan 0,1536 m3/s, serta variasi laju pengumpanan (feed rate) yaitu FR1 (33 kg/jam) dan FR2 (37 kg/jam). Pengeringan dilakukan pada kadar air awal 70-80% hingga kadar air sekitar 15-20% dengan sampel sebanyak 2 kg. Pengukuran kadar air dilakukan pada akhir setiap siklus hingga kadar air bahan ±15 %. Data properties udara seperti suhu dan kelembaban lingkungan diamati setiap menit. Data Finenes modulus, diameter, densitas, dan pengujian warna Lab dilakukan setelah pengeringan. Data suhu dan kelembaban lingkungan digunakan untuk mengukur efisiensi alat sedangkan penurunan kadar air digunakan untuk menentukan nilai konstanta laju pengeringan k. Dari hasil penelitian, suhu tinggi menyebabkan penguapan air pada bahan terjadi lebih cepat sehingga waktu pengeringan akan semakin singkat. Namun, debit udara, feedrate, maupun interaksi antara feedrate dengan debit udara tidak mempengaruhi konstanta laju pengeringan okara dengan flash dryer. Nilai efisiensi pengeringan berkisar antara 13–17%, sedangkan nilai efisiensi pemanasan berkisar antara 75–77%. Berdasarkan pengujian diameter okara pada berkisar antara 0.604 – 0.821 mm dengan nilai fineness modulus berkisar antara 2.536 – 2.979. Densitas gembur (loose) okara pada berkisar antara 0.2532 –0.3774 g/m3 dengan densitas padat (compacted) 0.3735 – 0.4547 g/m3. Tingkat kecerahan okara (L*) berkisar antara 44.322 – 56.147, dengan nilai a* 3.585 – 8.220 dan nilai b* 17.587– 19.640. (ABSTRACT) One of industries using soy is tofu industry. Byproduct of tofu processing which form of waste that needs treatment. Drying process is selected because it can reduce the moisture content to facilitate transport and prolong shelf-life. Okara drying in this research used flash dryer. In this research, using variation of the air flow is 0.1389 m3/s, 0.1443 m3/s and 0.1536 m3/s, as well as variations in feed rate (feed rate), namely FR1 (33 kg/h) and FR2 (37 kg/hour). Drying is carried out at the initial moisture content of 70-80% to about 15-20% moisture content with 2 kg of sample. Water content measurements performed at the end of each cycle until the moisture content of materials ± 15%. Data properties such as air temperature and humidity environment observed every minute. Data Finenes modulus, diameter, density, and color Lab testing conducted after drying. Environmental temperature and humidity data to analys of efficiency, while lowering water determine the water content value of drying rate constant k. The research result on conclusion that high temperature causes evaporation of water in the material occurs more rapidly so that the drying time will be even shorter. However, the air discharge, feedrate, and the interaction between feedrate with air discharge does not affect the rate constant drying okara with flash dryer. Drying efficiency values ranged from 13-17%, whereas the efficiency of the heating value ranged between 75-77%. Okara in diameter ranged from 0.604-0.821 mm with fineness modulus ranging from 2.536-2.979. Density friable (loose) in the range between 0.2532 okara - 0.3774 g/m3 with solid density (compacted) 0.3735 - 0.4547 g/m3. Okara brightness level (L *) ranged between 44.322-56.147, with a value of * 3.585-8.220 and b * values 17.587-19.640.} }