@thesis{thesis, author={ }, title ={Nasionalisme dikalangan mahasiswa aliran agama kristen saksi Yehova}, year={2001}, url={http://new.etd.repository.ugm.ac.id/home/detail_pencarian/6923}, abstract={(ABSTRAKSI) Nasionalisme sebagai konsep telah menjiwai berdirinya negara bangsa, namun konsep pemikiran ini telah berhasil untuk mengisi kemerdekaan sekaligus mempertahankan kelangsungan hidup negara kesatuan Republik Indonesia. Hal ini berarti bahwa konsep nasionalisme masih tetap relevan untuk dipertahankan. Oleh karena itu generasi penems sebagai pewaris cita-cita bangsa, perlu mewarisi nilai-nilai nasionalisme melalui pembinaan sikap nasionalisme . Nasionalisme di Indonesia juga mengalami kekritisan karena meningkatnya daya kritis masyarakat akibat gerakan Reformasi dan kesadaran masyarakat dalam memahami Nlai-nil& demokrasi dengan realitas yang ada. Faktor globalisasi telah menimbulkan kesenjangan cam pandang di kalangan generasi muda dalam melihat proses kebangsaan. Nasionalisme Indonesia mengalami ujian, ha1 ini bisa dilihat adanya gejala-gejala nasionalisme sempit yang hanya mengutamakan kepentingan suku, antar golongan, ras, dan agama (SARA), seperti yang terjadi di Sampit, Ambon, Poso, Aceh, Papua dan konflik antar elit politik. Dalam usaha melestarikan nilai-nilai nasionalisme kepada generasi penerus melalui pengajaran mata kuliah mum di perguruan tinggi mengalami banyak kendala Salah satu kendala adalah ditemukannya kelompok mahasiswa penganut aliran keapaan Saksi Yehova yang disangsikan loyalitasnya terhadap negara bangsa. Hal ini disebabkan karena salah satu ajaran Rutherford yang melarang pengkutnya untuk menghomati bendera dan ikut serta dalam bela negara. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah diskriptif analitis yang tujuannya untuk membuat gambaran atau diskripsi tentang fenomena dan faktor-faktar yang ada. Penelitian diskriptif tidak mencari atau menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesa, dan tidak membuat predeksi, namun bertujuan menggambarkan karakteristik dari suatu fenomena tertentu. Hasil penelitian di lapangan mengenai sikap atau pandangan mahasiwa Kristen aliran Saksi Yehova terhadap parameter nilai-nilai nasionalisme &pat dikatakan cukup positif meskipun ada hal-ha1 yang cukup rawan seperti penghomtan terhadap bendera dan ikut serta dalam bela negara yang menjadi pantangan dalam ajarannya. Bagi mahasiswa pengikut aliran ini cenderung lebih moderat, karena keberhasilan sosialisasi dalam proses belajar mengajar melalui diberikannya mata kuliah umum. Pandangan yang positif akan menimbulkan sikap yang baik terhadap variabel-variabel atau nilai-nilai yang terkandung dalam nasionalisme. Modal dasar ini hams tens dipupuk, dilestarikan dan dikembangkan agar tetap menjadi bagian dari pandangan hidupnya. Setelah diadakan penelitian di lapangan melalui wawancara maupun melalui studi pustaka, ternyata pemberian mata kulian umum seperti Pendidikan Pancasila, Pendidikan Kewiraan (Pendidikan Kewarganegaraan) dan Pendidikan Agama di perguran tinggi ternyata sangat besar peranannya bagi generasi penerus dalam membentuk sikap nasionalisme khususnya mahasiswa di perguruan tinggi. (ABSTRACT) As a concept, Nationalism has animated the founding of the state. However, this concept has succeeded to Mfil independence as well as to defend the survival of the unity of the Republic of Indonesia. It means that nationalism has still been relevant to defend. Therefore, the next generation as a heard of the nation is necessary to inherit the nationalism values through attitude building of nationalism. The nationalism in Indonesia has also experienced critical condition owing to the increased critical level of society as a result of the Reformation movement and the consciousness of the society in understanding the present reality of democratic values. The globalization factor has induced gab in points of view among young generation in viewing the process of nationality. The nationalism of Indonesia undergoes temptation being able to be seen by any nationalism symptom that only give priority to interests of tribes, orders, races and religions (SARA) as happened in Sampit, Ambon, Poso, Aceh, Papua and conflict among elites. In the attempt to preserve nationalism values to the next generation through the general subject at college, has some handicaps in which one is the finding of a group of college students as the followers of Saksi Yehova religious denomination with its dkiW loyality to the nation. This is caused by one of the teachings of Rutherford is to ban his followers to honor the flag and to participate in the state defense. The method used in this study is a descriptive analysis with the hope to have a description about any phenomenon and factors. A descriptive study does not explain relationship, does not examine hypothesis, and does not predict, but rather describes the characteristics of a certain phenomenon. The field results on attitudes or points of view the college students in Saksi Yehova Christian denomination to the parameter of nationalism values can be considered positive enough even though there has still been any quite risky cases such as the prohibition to hon} }