@thesis{thesis, author={TRI FEBRI PUJI LESTARI }, title ={EVALUASI TERAPI PENGGUNAAN OBAT ANTIDIABETES PADA PASIEN DIABETES MELITUS LANJUT USIA DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA PERIODE 2013}, year={2015}, url={https://etd.umy.ac.id/id/eprint/21842/}, abstract={*549 Diabetes melitus merupakan salah satu penyakit degeneratif yang prevalensinya cukup tinggi di Indonesia dan diperkirakan setiap tahun akan meningkat. Diabetes melitus beresiko terhadap komplikasi makrovaskuler maupun komplikasi mikrovaskuler. Penggunaan antidiabetik yang tepat sangat berperan penting dalam keberhasilan pengobatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola penggunaan obat antidiabetik pada pasien diabetes melitus lanjut usia di instalasi rawat inap RSUD Kabupaten Penajam Paser Utara dan mengetahui evaluasi terapi pengobatan pada pasien diabetes melitus lanjut usia di instalasi rawat inap RSUD Kabupaten Penajam Paser Utara didasarkan pada beberapa ketepatan, yaitu tepat pasien, tepat indikasi, tepat obat, tepat dosis, tepat waktu pemberian, tepat rute pemberian, dan waspada efek samping. Penelitian dilakukan dengan metode Cross Sectional bersifat retrospektif dengan media rekam medik. Penelitian ini menggunakan sampel seluruh pasien diabetes melitus lanjut usia di instalasi rawat inap Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Penajam Paser Utara tahun 2013 dengan jumlah 36 pasien. Hasil penelitian dianalisis berdasarkan evaluasi terapi yang dinilai dengan standar terapi diabetes melitus dari PERKENI (2011) dan American Geriatrics Society Beers Criteria.Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa pola penggunaan obat antidiabetik kombinasi terbanyak pertama yaitu Levemir + Novorapid sebanyak 8 (34,88%), kedua yaitu kombinasi metformin+levemir sebanyak 2 (8,7%), metformin+novorapid sebanyak 2 (8,7%), metformin+acarbose sebanyak 2 (8,7%), dan acarbose+levemir sebanyak 2 (8,7%), dan ketiga yaitu kombinasi antara obat hipoglikemi Metformin + Acarbose + Levemir + Novorapid sebanyak 1 (4,34%), Glimepirid + Acarbose + Novorapid sebanyak 1 (4,34%), Acarbose + Levemir + Metformin sebanyak 1 (4,34%), Levemir + Linagliptin sebanyak 1 (4,34%), Acarbose + Linagliptin (4,34%), Glimepirid + Metformin sebanyak 1 (4,34%), dan Metformin + Linagliptin sebanyak 1 (4,34%). Kemudian pola penggunaan obat antidiabetik tunggal terbanyak pertama adalah Levemir sebanyak 5 (41,67%), kedua yaitu metformin sebanyak 2 (16,67%) dan insulin sebanyak 2 (16,67%), ketiga yaitu gliclazid sebanyak 1 (8,33%), linagliptin sebanyak 1 (8,33%), dan novorapid sebanyak 1 (8,33%). Evaluasi terapi berdasarkan tepat pasien 30 pasien (83,33%), tepat indikasi 36 pasien (100%), tepat obat 36 pasien (100%), tepat dosis 31 pasien (86,11%), tepat waktu pemberian 34 pasien (94,45%), dan tepat rute pemberian 36 pasien (100%). Kesimpulan dari hasil penelitian pola penggunaan obat antidiabetik kombinasi terbanyak yaitu Levemir + Novorapid (34,88%), penggunaan obat antidiabetik tunggal terbanyak yaitu Levemir (41,67%). Dari jumlah total sampel 36 pasien, yang memenuhi keenam aspek ketepatan sebanyak 26 pasien. Kata kunci : evaluasi terapi, antidiabetik, diabetes melitus, lanjut usia.} }