@thesis{thesis, author={Angger Kaloka Taufik }, title ={KARAKTERISASI UJI TEKAN DAN PENGARUH SERAPAN AIR MATERIAL KOMPOSIT SERAT KARBON MATRIKS EPOXY}, year={2021}, url={https://etd.umy.ac.id/id/eprint/3595/}, abstract={Salah satu material alternatif pengganti material konvensional adalah komposit. Komposit adalah suatu material yang terbentuk dari kombinasi dua atau lebih material, dimana sifat mekanik dari material pembentuknya berbeda-beda. Dikarenakan karakteristik pembentuknya berbeda-beda, maka akan dihasilkan material baru yaitu komposit yang mempunyai sifat mekanik dan karakteristik yang berbeda dari material-material pembentuknya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengertahui karakteristik komposit serat karbon/epoxy terhadap sifat tekan, mengetahui karakteristik komposit serat karbon/epoxy terhadap uji serapan air, dan mengetahui karakteristik mikrostruktur komposit serat karbon/epoxy di tinjau melalui foto mikro. Pengujian dilakukan sesuai dengan standar uji tekan ASTM D695. Spesimen yang di uji terdiri dari spesimen basah dan spesimen kering, spesimen basah spesimen direndam dalam air selama 48 jam. Serat yang digunakan yaitu serat karbon twill woven 3k diperoleh dari PT. Justus Kimiaraya, matriks yang digunakan adalah resin epoksi Bisphenol A -Epichlorohydrin dan hardener yang digunakan yaitu tipe polyaminoamide dengan mixing ratio 1:1 atau 2:1 diperoleh dari PT. Justus Kimiaraya. Metode manufakturnya yaitu vacuum infusion menggunakan mesin kompresor bekas AC dengan kekuatan hisap maksimal sebesar 74 cmHg dan dan menggunakan serat 12 lembar. Hasil pengujian tekan menunjukkan bahwa uji serapan air mempengaruhi kekuatan tekan komposit tersebut. Komposit serat karbon matrks epoxy kering mendapatkan hasil tegangan rata-rata 96,284 N/mm², dengan regangan rata-rata 2,520%, dan rata-rata modulus elastisitas 8,804 GPa. Sedangkan pada Komposit serat karbon matriks epoxy spesimen basah mendapatan hasil tegangn rata-rata 80,79 N/mm², dengan regangan rata-rata 2,115%, dan rata-rata modulus elastistas 8,063 GPa. Hasil foto mikro menunjukkan kedua spesimen memiliki mode patahan geser. Pada spesimen kering memiliki hasil patahan yang lebih teratur dibandingkan spesimen basah. Mode patahan yang teramati dari kedua spesimen tersebut adalah matrix rich dan crack debonding.} }