@thesis{thesis, author={Fauzi Ahmad}, title ={Model manajemen hubungan Masyarakat dalam perspektif konstruksi sosial Kiai di Pondok Pesantren Zainul Hasan Genggong Probolinggo Jawa Timur}, year={2016}, url={http://etheses.uin-malang.ac.id/10042/}, abstract={ABSTRAK Manajemen hubungan masyarakat (public relation) di Pesantren Zainul Hasan Genggong dibangun melalui peran kiai sebagai sentral figur, pemimpin informal dan spiritual. Peran kiai tersebut merupakan modal utama (social capital) bagi model pengelolaan hubungan masyarakat di pondok pesantren. Penelitian ini untuk menjawab rumusan masalah: 1) bagaimana peran kiai sebagai sentral figur dalam pengelolaan hubungan masyarakat, 2) bagaimana peran kiai sebagai pemimpin informal dalam pengelolaan hubungan masyarakat, 3) bagaimana peran kiai sebagai pemimpin spritual dalam pengelolaan hubungan masyarakat. Untuk menjawab rumusan masalah di atas, peneliti menggunakan teori konstruksi sosial (social construction) Peter L. Berger dan Thomas Luckman, dengan pendekatan fenomenologis dan jenis penelitian kualitatif. Penelitian ini menghasilkan temuan: pertama, peran sentral kiai, dibangun melalui proses ekternalisasi sebagai sistem nilai yang bersumber pada al-Qur?an, hadits dan kitab kuning. Proses tersebut melahirkan objektivasi kelembagaan pesantren dan internalisasi berupa sistem nilai-nilai dan menjadi magnet sosial dalam kehidupan masyarakat. Selanjutnya, sistem nilai ini menjadi modal utama (social capital) bagi kiai atau lebih dikenal dengan kiai sebagai social capital pesantren dalam pengelolaan model hubungan masyarakat. Kedua, peran kiai sebagai pemimpin informal, secara tidak langsung telah membawa nama pondok pesantren. Ketenaran pesantren berbanding lurus dengan nama besar seorang kiai, melalui keterlibatan kiai dalam berbagai kepemimpinan informal dan menjadi proto-type ideal pengelolaan hubungan masyarakat di Pesantren Zainul Hasan Genggong dan pendidikan Islam pada umumnya. Ketiga, peran kiai sebagai pemimpin spritual, melalui konstruksi sosial kiai atas nilai-nilai spiritual berupa: kewalian, kekaromahan, kharismatik dan kebarokahan kiai.Telah membawa perubahan signifikan dari dimensi keduniawian kepada dimensi keilahian, sekaligus menjadi model baru dalam pengelolaan hubungan masyarakat di Pondok Pesantren Zainul Hasan Genggong. Ketiga konstruksi nilai-nila tersebut, melahirkan temuan teori tentang model pengelolaan hubungan masyarakat dengan istilah development Public Relation base spiritual model atau model public relation berbasis spiritual.Teori ini tentu berbeda dengan teori manajemen hubungan masyarakat (public relation) yang di gagas oleh Edwin Emery, Rachmadi dan Coulsin-Thomas ABSTRACT Public relations management in Zainul Hasan Islamic Boarding School were established through the roles of kiai as a central figure, a casual and spiritual leader. The roles of kiai constitute a social capital for models of public relations management in the Islamic boarding school.This study is aimed at answering the following research questions: (1) How does the kiai play his roles as a central figure in managing public relations, (2) How does the kiai play his roles as a casual leader in managing public relations, (3) How does the kiai play his roles as a spiritual leader in managing public relations. To answer the research questions, the researcher employed Peter L. Berger?s and Thomas Luckman, social construction theory with a qualitative research design and a phenomenological approach. The findings of the study include: first, as a central figure, the kiai plays roles in the process of externalization as a value system that is primarily based on holy Qur?an, sayings of the messenger, and yellow scriptures. This process resulted in institutional objectivationin the boarding school and internalization in the form of a value system functioning as a social magnet in community life. The value system subsequently represents social capital of kiai in managing public relations in boarding school. Second, the roles of kiai as a casual leader have indirectly represented the Islamic boarding school. The popularity of the boarding school is directly proportional to the popularity of the kiai, through the involvement of the kiai in a range of casual leadership and in being an ideal prototype in managing public relations in Zainul Hasan Islamic boarding school, Genggong Probolinggo. Third, the roles of kiai as a spiritual leader are reflected on the social construction viewing spiritual values attributed to the kiai (i.e. demigod status, being distinction, possessing charisma and blessing). This view has transformed materialism into spiritualism, and at the same time it is adopted as a model in public relation management in Zainul Hasan Islamic boarding school, Genggong Probolinggo. The three value constructions above produce a heory on a model of public relation management called The Development of Public Relation Based Spiritual Model or Model Public Relation Based Spiritual. This theory is distinct from the theory of Public Relation Management by Edwin Emery, Rachmadi and Coulsin-Thomas} }