@thesis{thesis, author={Purwoistri Rita Fitria}, title ={Pengaruh ekstrak biji pepaya (Carica papaya L.) terhadap spermatogenesis dan tebal epitel tubulus seminiferus mencit (Mus musculus) Jantan}, year={2010}, url={http://etheses.uin-malang.ac.id/1012/}, abstract={INDONESIA: Biji pepaya merupakan salah satu bahan alam yang digunakan sebagai obat tradisional yaitu obat antifertilitas. Biji pepaya mengandung sejumlah bahan aktif yang diduga mampu mempengaruhi spermatogenesis. Bahan aktif tersebut dapat mempengaruhi hormon-hormon yang dibutuhkan pada spermatogenesis dan mengganggu sel leydig, sel sertoli dan sel spermatogenik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak biji pepaya terhadap spermatogenesis dan tebal epitel tubulus seminiferus mencit. Penelitian ini bersifat eksperimental menggunakan Rancangan Faktorial pola RAL dengan 2 faktor dan diulang 3 kali. Faktor pertama adalah usia biji papaya muda dan tua, faktor kedua adalah dosis ekstrak biji pepaya. Perlakuan yang digunakan adalah ekstrak bji pepaya muda dan ekstrak bji pepaya tua dosis 200 mg/kg BB, 250 mg/kg BB, 350 mg/kg BB, 400 mg/kg BB. Hewan yang digunakan adalah mencit jantan fertil sebanyak 30 ekor. Variabel tergantung dalam penelitian ini meliputi jumlah sel spermatogonium, spermatosit, spermatid, sel leydig dan tebal epitel tubulus seminiferus. Data dianalisis dengan Analisis Variansi jika menunjukkan beda nyata maka diuji lanjut dengan uji BNJ 5%. Berdasarkan hasil Analisis Variansi menunjukkan terdapat interaksi antara jenis ekstrak biji pepaya muda dan tua terhadap spermatogenesis dan tebal epitel tubulus seminiferus tetapi interaksi jenis ekstrak dan dosis memberikan hasil yang berbeda. Hasil uji BNJ 5% menunjukkan bahwa ekstrak biji pepaya dapat menurunkan jumlah sel spermatogonium, spermatosit, spermatid, sel leydig dan tebal epitel tubulus seminiferus. Perlakuan terbaik yang mampu menurunkan jumlah sel spermatogenik, sel leydig dan tebal epitel tubulus seminiferus adalah perlakuan ekstrak biji pepaya tua dengan dosis 400 mg/kg BB.} }