@thesis{thesis, author={Syafi’ Muhammad Ali}, title ={Pandangan masyarakat terhadap tradisi Wedak Ripih dalam perkawinan di Desa Sidorejo Kecamatan Kebonsari kabupaten Madiun}, year={2017}, url={http://etheses.uin-malang.ac.id/10428/}, abstract={INDONESIA: Pernikahan merupakan proses keberlangsungan kehidupan manusia ini berlanjut dari generasi ke generasi. Selain itu penikahan juga sebagai penyalur birahi. Dalam pernikahan adat Indonesia tidak bisa dilepaskan dari tradisi, tradisi ialah adat istiadat atau kebiasaan yang sering dilakukan sehari-hari. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: (1). Bagaimana prosesi wedak rpih dalam perkawinan? (2). Bagaimana pandangan masyarakat terhadapa tradisi wedak rpih? (3). Bagaimana tradisi wedak ripih perspektif urf ? Penelitian ini menggunakan jenis penelitian empiris dengan pendekatan penelitian kualitatif. Dalam memperoleh data, peneliti menggunakan metode Wawancara, observasi, dokumentasi dan analisis data. Data tersebut berupa data primer dan skunder. Analisis data adalah bersifat deskriptif yang bertujuan untuk menggambarkan suatu fenomena yang terjadi di lapangan. Kesimpulan penelitian ini adalah : Bahwa pelaksanaan tradisi wedak ripih dalam perkawina di Desa Sidorejo memiliki keunikan tersendiri dan menjadi ciri khas dari masyarakat Desa tersebut. Keunikan tersebut tampak nyata dari berbagai pelaksanaan ritual wedak ripih yang diselenggarakan oleh masyarakat semenjak dahulu hingga sekarang. Adapun makna dilaksanakannya tradisi wedak ripih bagi masyarakat desa Desa Sidorejo adalah mendoakan kepada calon mempelai agar dalam membina rumah tangga bisa menjadi keluarga sakinah mawaddah warahmah dan sebagai tanda rasa syukur telah dilakukannya sebuah pernikahan.Dalam pandangan masyarakat di Desa Sidorejo Kecamatan Kebonsari Kabupaten Madiun bisa disebabkan beragam macam dan menurut mereka merupakan warisan dari nenek moyang atau leluhur yang diselenggarakan secara terus menerus. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi masyarakat Sidorejo tetap mepertahankan tradisi wedak ripih diantaranya adala pertama: faktor tradisi atau kebiasaan itu sendiri, kedua: adanya rasa patuh terhadap orang tua dan leluhur, ketiga: demi nilai kemaslahatan dan nilai kebersamaan. Dalam pandangan masyarakat, pada umumnya di Desa Sidorejo bahwa traadisi wedak ripih dalam perkawinan bisa tetap untuk bisa dilestarikan dan dipertahankan, disebabkan karena tradisi ini bisa diterima dengan akal sehat, bahwa yang memberikan kebahagiaan dan kesenangan hanyalah Allah SWT semata bukan karena tradisi wedak ripih dan tidak mengandung unsur kesyirikan didalamnya. ENGLISH: Marriage is a process of human survival from generation to generation. In addition, the marriage also as a distributor lust. In indigenous marriage Indonesia can not be separated from traditions, traditions customs or habits are often done everyday. The problem formulation in this research are: (1). How wedak procession rpih in marriage? (2). What is the society's view on the wedak rpih tradition? (3). How is the tradition of wedak ripih perspective urf? This research uses the type of empirical research with qualitative research approach. In obtaining the data, researchers use Interview method, observation, documentation and data analysis. These data are primary and secondary data. Data analysis is descriptive that aim to a phenomenon that happened in field. The results of this study are: This uniqueness is evident from the various ritual wedak ritual implementation held by the community since the original until now. The meaning of wedak ripih tradition for the people of the village of Sidorejo Village is to pray to the prospective bride so that in fostering the household can be a family sakinah mawaddah warahmah and as a sign of gratitude has been a wedding. In view of the community in the Village Sidorejo Kebonsari District Madiun Regency can be various and according to them is a legacy of ancestors or ancestors that are held continuously. There are several factors that follow the community of Sidorejo still maintain the tradition of wedak ripih government first: the factor of tradition or habits itself, second: the sense of obedience to parents and ancestors, third: for the value of the benefit and the value of togetherness. In view of society, generally in Sidorejo village tradision wedak ripih in marriage can remain to be preserved and successful, because because of this tradition can be accepted with common sense, which gives happiness and pleasure Allah Almighty is not a wedak tradition ripih and does not contain elements kesyirikan inside it.} }