@thesis{thesis, author={Afifah Anis Nuril Hidayatul}, title ={Zakat penangkaran sarang burung walet prespektif KHES (kompilasi hukum ekonomi syariah): Studi di Desa Karangtalun Kecamatan Kalidawir Kabupaten Tulungagung}, year={2017}, url={http://etheses.uin-malang.ac.id/10520/}, abstract={INDONESIA: Sarang Burung Walet merupakan salah satu bentuk usaha yang memanfaatkan hasil dari air liur burung walet. Yang memiliki manfaat dan bernilai ekonomis.serta memiliki nilai jual yang tinggi Dengan melakukan panen 3-4 kali panen dalam satu tahun. Sehingga sarang burung walet ini dikenakan wajib pajak. Hal ini sesuai dengan KHES pasal 684 bag. Keenam tentang zakat madu dan sesuatu yang dihasilkan dari binatang BAB III ayat 2. Tempat yang dipilih dalam penelitian ini adalah di Desa Karangtalun Kecamatan Kalidawir Kabupaten Tulungagung Fokus Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui praktek zakat sarang burung walet di Desa Karangtalun Kecamatan Kalidawir Kabupaten Tulungagung sebagaimana yang kita ketahui bahwa usaha berbisnis serang burung walet merupakan salah satu usaha yang mengambil hasil dari burung walet dengan cara membudidayakannya dalam rumah atau bangunan untuk diambil sarangnya yang berasal dari air liur burung walet dan mempunyai nilai jual tinggi. Serta untuk mengetahui praktek zakat sarang burung walet di Desa Karangtalun Kecamatan Kalidawir Kabupaten Tulungagung menurut prespektif KHES. Penelitian ini termasuk penelitian lapangan dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan merupakan jenis penelitian yuridis empiris. Adapun sumber data diperoleh dari wawancara dengan petani sarang burung walet serta studi dokumen dan literatur untuk memperkuat. Sehingga, metode pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara dan studi dokumen. Dengan menggunakan metode penelitian di atas diperoleh dua temuan. Pertama, Praktek zakat sarang burung walet di desa karangtalun 3 dari 6 petani yang mengetahui tentang wajib zakat atas usahanya tersebut mengeluarkan hartanya sebagai sedekah bukannya zakat. Kedua, Praktek zakat sarang burung walet di desa karangtalun masih jauh dari ketentuan KHES ENGLISH: Swallow's nest is a form of enterprise that utilizes the results of saliva swallow. That has its benefits and economic value, and also has a high selling points by doing a 3-4 harvest harvest time in one year. So this swiftlet bird nest charged taxpayers. This is in accordance with article of KHES in 684 part sixth of zakat and honey something resulting from animals of CHAPTER III, paragraph 2. The place chosen in this study is in the village of Karangtalun sub-district of Kalidawir Tulungagung Regency The focus of this research aim is to know the practice of zakat in swiftlet bird nest village of Karangtalun sub-district of Kalidawir Tulungagung district as we know that the business of swift attack is one of the businesses that takes the result of swift in a way creating them in the home or building for the nest taken comes from saliva and has a value of swallow birds sell high. This study is also created to know the practice of zakat in swiftlet bird nest village of Karangtalun sub-district of Kalidawir Tulungagung district according to prespective of KHES. This research includes the kind of field research using qualitative approach and is a kind of empirical juridical research. As for the source data obtained from interviews with farmers and swiftlet bird nest reinforced with interviewing BAZ, taking documents and literature to strengthen. So, the method of collecting data used are interviews and study documents. By using the research methods above, the reasercher obtained two findings. First, the practice of zakat in the village of Karangtalun 3 of 6 farmers even found out that they taxpayers for his firm pulled out the wealth for religious meal not for zakat. Second, the practice of zakat swiftlet bird nest in the village of Karangtalun is still far from KHES rules.} }