@thesis{thesis, author={Azmi Ade Fitriyanti Ulul}, title ={Perancangan sekolah kejuruan difabel dengan pendekatan arsitektur perilaku di Kabupaten Malang: Tema behavior architecture}, year={2017}, url={http://etheses.uin-malang.ac.id/9888/}, abstract={INDONESIA: Sekolah merupakan sebuah jenjang pendidikan yang mampu menghantarkan manusia kepada kualitas kehidupan bermasyarakat yang lebih baik. Dengan pendidikan seorang mampu mendapatkan prosentase jaminan kehidupan yang lebih baik dari yang lain. Jenjang pendidikan yang telah diwajibkan dalam proses penempuhannya menurut kebijakan pemerintah hingga sekarang ini ialah 12 tahun wajib belajar. Di mulai dari Sekolah Dasar atau sederajat, Sekolah Menengah Pertama atau sederajat, dan Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan atau sederajat. Kebijakan wajib belajar 12 tahun ini, di berlakukan kepada setiap lapisan masyarakat tidak terkecuali kaum difabel. Difabel yang merupakan lapisan masyarakat dengan keistimewaanya diharapkan mampu memiliki kualitas kehidupan bermasyarakat yang lebih baik dengan penerapan kebijakan yang merata tersebut. Dalam realitanya, jenjang pendidikan untuk para difabel ini terbilang terbatas. Keterbatasan jangkauan Sekolah Luar Biasa umumnya hanya jenjang yang setara dengan SD, SMP dan SMA dengan pengajaran yang konvensional. Sehingga hasil dari proses pembelajaran yang telah ditempuh para difabel ini tidak mampu menjamin kehidupan dengan kualitas yang lebih baik dan kemandirianya di tengah kehidupan bermasyarakat. Dari permasalahan diatas penulis ingin merancang sebuah sekolah kejuruhan yang tidak hanya memfasilitasi para difabel dalam dunia pendidikan namun, juga memberikan bekal berupa kemampuan untuk para difabel. Sekolah kejuruhan ini memiliki lima bidang keahlian diantaranya yaitu tata boga, tata busana, tata kecantikan, computer, dan design produk. Metode perancangan yang dirasa paling tepat dalam proses penerapan perancangan Sekolah Kejuruan Difabel yaitu Arsitektur Perilaku karena metode ini mengutamakan kenyamanan bagi para difabel. Kenyamanan tidak hanya dalam hal kelengkapan fasilitas saat belajar mengajar namun juga aksesibilitas para difabel dalam melakukan aktifitas. ENGLISH: The school is an education that is capable of delivering humans to the quality of life of the society better. With education a percentage of the guarantee being able to get a better life than the others. Qualification has been required in the finishing process according to the present government's policy is that 12 years of compulsory education. At the start of elementary school or equivalent, junior high school or equivalent, and High School, Vocational High School or equivalent. 12-year compulsory education policy is, enacted to every strata of society is no exception disabled people. Disabilities that are the people with speciallity expected to be able to have the quality of life of the society better with the implementation of the uniform policy. In reality, education for the disabled is fairly limited. Schools range limitations generally only a level equivalent to elementary, junior high and high school conventional teaching. So the result of the learning process that has taken the disabled is not able to guarantee a life with better quality and independentcy in the center of social life. From the above problems the author wants to design a vocational school which not only facilitates the disabled in education, however, also provided supplies of the ability for the disabled. Vocational school has five areas of expertise among which cookery, dressmaking, hairdressing beauty, computer, and product design. The design method is deemed most appropriate in the process of implementing vocational school design architecture Behavioral Disabilities namely because this method prioritizes convenience for the disabled. Comfort not only in terms of completeness when teaching facilities but also the accessibility of the disabled in the activity.} }