@thesis{thesis, author={Kivven Eduard}, title ={PENENTUAN TINGKAT WASTE Di LANTAI PRODUKSI UNTUK MENGURANGI WASTE DENGAN PENERAPAN LEAN MANUFACTURING DI PT. PHILIPS INDONESIA}, year={2010}, url={http://www.upnjatim.ac.id}, abstract={Ketatnya persaingan dalam dunia industri semakin memacu perusahaan manufacturing untuk meningkatkan terus menerus hasil produksinya dalam bentuk kualitas, harga, jumlah produksi, pengiriman tepat waktu, dengan tujuan yang lebih nyata adalah memberikan kepuasan kepada pelanggan. Usaha yang nyata dalam suatu produksi barang adalah mengurangi pemborosan yang tidak mempunyai nilai tambah dalam berbagai hal termasuk penyediaan bahan baku, lalu lintas bahan, pergerakan operator, pergerakan alat dan mesin, menunggu proses, kerja ulang dan perbaikan. Ide utamanya adalah pencapaian secara menyeluruh efisiensi produksi dengan mengurangi pemborosan (waste) yang pada akhirnya adalah meningkatkan daya saing . PT. Philips Indonesia merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang industri manufaktur terdiri dari dua departemen (factory), yaitu Lamp Factory (LF) dan Lamp Components Factory (LCF). LCF memproduksi berbagai komponen lampu dari kaca sedangkan LF merupakan proses pembuatan dan penggabungan berbagai komponen lampu, sampai menjadi lampu hingga pengepakan. LF terbagi menjadi dua pabrik yaitu GLS dan VTL. GLS memproduksi bola lampu sedangkan VTL (Vertical Tubular Lamp) memproduksi lampu neon. Penelitian dilakukan di departemen produksi dimana output yang diteliti yaitu lampu neon. Proses produksinya menggunakan mesin-mesin semi-otomatis dengan melibatkan manusia sebagai operator. Proses produksinya berlangsung secara terus menerus. Permasalahan di PT. Philips Indonesia yang sering terjadi adalah terdapatnya pemborosan waktu menunggu yang lama, tube yang lecet dan kurang mengkilat, lampu tidak menyala dengan maksimal, dan juga terjadinya pemborosan transportasi dalam hal pengangkutan raw material setengah jadi dari proses washing menuju proses coating, sehingga dalam area ini masih sering terjadi pemborosan oleh karena itu perlu adanya indentifikasi pemborosan yang terintegrasi pada lean manufacturing, yang bertujuan sebagai solusi untuk mengatasi permasalahan perusahaan saat ini. Dengan adanya masalah tersebut maka dilakukan penelitian dengan pendekatan lean manufacturing, diharapkan ditemukan solusi yang tepat untuk mengetahui jenis dan akar penyebab aktivitas yang tidak bernilai tambah di lantai produksi PT Philips Indonesia tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis dan mencari penyebab terjadinya pemborosan di lantai produksi, setelah mengetahui penyebab terjadinya pemborosan maka dibuat rekomendasi perbaikan dengan menggunakan FMEA (Failure Mode Effect Analysis). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingginya pemborosan tejadi pada menunggu, transportasi, kecacatan, dan proses yang tidak tepat. Berdasarkan tingginya tingkat aktivitas yang terjadi dengan proses activity mapping adalah aktivitas yang paling sering dilakukan adalah operation sebesar 79 aktivitas (54,48%) diikuti dengan aktivitas tipe inspection sebesar 26 aktivitas (17,93%), delay 23 aktivitas (15,86%), transportation 15 aktivitas (10,34) dan storage sebanyak 2 aktivitas ( 1,37%) dari total 145 aktivitas yang ada dan dapat diketahui bahwa pada proses produksi lampu neon (vtl) untuk waktu yang paling besar adalah operation sebesar 2051,6 menit (61,35%), diikuti dengan waktu untuk tipe transportation dengan jumlah waktu sebanyak 582,6 menit (17,42%) , delay sebesar 457,2 menit (13,67%), inspection 219,5 menit (6,56%), storage 32,8 (0,98%).Dengan besar value adding activity 2018,1 menit, non value adding activity 629,2 menit dan neccesary non value adding activity sebesar 629,6 menit.} }