@thesis{thesis, author={Slamet Wirawan}, title ={Analisis Ekonomi Pada Petik Daun Tengah Tembakau Bawah Naungan Di Kebun Ajong Gayasan Di Jember}, year={2006}, url={http://www.upnjatim.ac.id}, abstract={Kebun Ajong Gayasan di Jember, merupakan salah satu unit usaha PTPN 10, mengelola tanaman tembakau untuk cerutu, pola tanaman TBN (Tembakau Bawah Naungan), merupakan inovasi dari pengelolaan tanaman tembakau Bes NO, dengan pemasangan naungan (waring) di atas lahan tanaman, dengan maksud untuk mengendalikan lingkungan mikro, terutama kelembaban udara, sehingga mampu menghasilkan tembakau dengan kualitas yang baik, yaitu Dekblad dan Omblad. Kampanye anti rokok berdampak terhadap perubahan perilaku penikmat cerutu yang cenderung memilih cerutu jenis kecil (cigarillos), berakibat terhadap menurunnya kebutuhan tembakau untuk cerutu, terutama tembakau Filler. Biaya produksi semakin meningkat, tuntutan akan mutu tembakau semakin tinggi, harga jual tembakau relatif stabil, secara langsung berakibat pada pendapatan perusahaan. Untuk mengatisipasi menurunnya pendapatan perusahaan, perlu upaya terobosan, salah satu diantaranya adalah memperkecil produksi tembakau Filler. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui (1) Perkembangan produksi tanaman TBN PTPN 10 di kebun Ajong Gayasan ? Jember, pada tahun 1999 ? 2006. (2) Pengaruh perlakuan tidak dilakukan petik daun tembakau bagian atas (TNG II) terhadap produksi, komposisi kualitas tembakau, biaya dan penerimaan serta pendapatan kebun. Penelitian ini dilakukan di PTPN 10 Kebun Ajong Gayasan Jember, pada tahun 2003. Data sekunder diperoleh di lapangan, meliputi (1) produksi tembakau, (2) Biaya, (3) Penerimaan, (4) Harga jual tembakau (5) Pendapatan kebun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Dalam kurun waktu tahun 1999 ? 2002. trend produksi tembakau Dekblad / Omblad mengalami penurunan dan trend produksi tembakau Filler mengalami peningkatan (2) Terjadi trend kenaikan Biaya Produksi, berakibat penurunan trend pendapatan. (3) Dari analisis menggunakan data hipotetis meliputi produksi, biaya dan harga jual tembakau, mampu memberikan peluang kenaikan pendapatan sebesar Rp. 2.144.000 / Ha. (4). Ternyata sejak tahun 2003 Kebun Ajong Gayasan telah menetapkan kebijakan untuk tidak melakukan petik daun TNG II. Hasil analis, menunujukkan bahwa dengan perlakuan tanpa petik daun TNG II pada periode tahun 2003 ? 2006, terdapat peluang peningkatan pendapatan sebesar Rp 1.359.000 / Ha, setara peluang kenaikan pendapatan sebesar Rp.380.520.000 / tahun, untuk luasan tanaman TBN 280 Ha tiap tahun.} }