@thesis{thesis, author={41140031 NI KADEK PRISKILA SEPTIANI}, title ={HUBUNGAN STATUS IMUNISASI DASAR DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA USIA 1-5 TAHUN DI PUSKESMAS KOTAGEDE I YOGYAKARTA}, year={2018}, url={https://katalog.ukdw.ac.id/1050/}, abstract={Latar Belakang : Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan penyakit infeksi tersering pada balita. Menurut data dari Kemenkes RI (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia) tahun 2013, kelompok umur 1-4 tahun merupakan penduduk yang memiliki prevalensi kejadian ISPA tertinggi yaitu 25,8%. Melihat tingginya angka kejadian ISPA pada balita, berbagai upaya dilakukan untuk mencegah terjadinya ISPA, salah satunya dengan melengkapi status imunisasi dasar pada balita. Tujuan : Mengetahui hubungan antara status imunisasi dasar dengan kejadian ISPA pada balita usia 1-5 tahun di Puskesmas Kotagede 1 Yogyakarta. Metode Penelitian : Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan cross sectional. Sampel penelitian berjumlah 74 balita yang terdaftar sebagai pasien dan tercatat di buku kohort imunisasi di Puskesmas Kotagede 1 Yogyakarta. Data diambil dengan melihat data yang terlampir pada buku kohort imunisasi, dan rekam medis. Hasil Penelitian : Hasil analisis bivariat menunjukkan adanya hubungan sejajar antara status imunisasi dasar (p=0,001; r=0,354; OR=6,259), dan usia (p=0,047; r=0,227; OR=2,744) dengan kejadian ISPA pada balita, sedangkan pada jenis kelamin (p=0,270), pemberian ASI eksklusif (p=0,304), serta status gizi (p=0,609) menunjukkan tidak didapati hubungan terhadap kejadian ISPA Pada analisis multivariat menyatakan status imunisasi dasar (p=0,009; OR=5,162; CI 95%= 1,519-17,539) memiliki hubungan terhadap ISPA, sedangkan usia (p=0,318; OR=1,741; CI 95%= 0,587-5,163) tidak berhubungan dengan kejadian ISPA. Selain itu juga didapatkan nilai R2 sebesar 0,197 yang berarti 19,7% kejadian ISPA pada balita dipengaruhi oleh status imunisasi dasar yang tidak lengkap, dan usia yang lebih kecil, sedangkan 81,3% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti. Kesimpulan : Kelengkapan status imunisasi merupakan faktor independen dan memiliki hubungan sejajar dengan kejadian ISPA pada balita, terdapat hubungan lemah dan sejajar antara usia dengan kejadian ISPA pada balita, tidak terdapat hubungan antara jenis kelamin, pemberian ASI eksklusif, dan status gizi dengan kejadian ISPA.} }