@thesis{thesis, author={50160004 STELLA Y. E. PATTIPEILOHY}, title ={TEOLOGI PUBLIK MENURUT PREMAN NILES DAN RELEVANSINYA BAGI KONSTRUKSI TEOLOGI PUBLIK KRISTIANI DI GPIB}, year={2018}, url={https://katalog.ukdw.ac.id/1356/}, abstract={Judul penelitian ini adalah ?Teologi Publik Menurut Preman Niles dan Relevansinya bagi Konstruksi Teologi Publik Kristiani di GPIB (Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat)?. Pertanyaan penelitian yang dirumuskan adalah sebagai berikut: (1) Apa itu teologi publik menurut Preman Niles? (2) Apakah teologi publik menurut Niles relevan untuk mengonstruksi teologi publik Kristiani di Indonesia? Mengapa? (3) Bagaimana teologi publik Niles direlevansikan dalam konteks GPIB (Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat)? Metode yang digunakan dalam studi ini adalah deskriptif-interpretatifanalitis, yang tujuannya tidak sekadar uraian deskriptif, tetapi yang tak kalah penting dan menentukan adalah interpretasi dan analisa. Studi ini termasuk pembahasan kepustakaan (library research). Deskripsi atas pustaka primer dan pustaka sekunder kemudian diinterpretasi dan dianalisis untuk menjawab pertanyaan utama studi. Studi ini bersifat konstruktif terkait pemikiran tokoh Niles. Secara metodis, konstruksi teologi publik tokoh ini dihasilkan melalui tahapan inventarisasi pemikiran, evaluasi kritis, dan membuat sintesis untuk menghasilkan pemahaman baru. Tujuan dari pemahaman baru itu adalah sebuah teologi publik lintas agama-agama (an inter-religious public theology) atau teologi publik pluralis (a pluralist public theology) yang mengakui keselamatan dalam agama-agama lain, terarah kepada masyarakat (publik) dan apa yang menjadi kebutuhan mendesak dari publik di Indonesia. Kepublikan pemikiran Niles jelas dari perjalanan hidupnya yang disebut biografi sosial, yang menerima masukan dari berbagai sudut pandang melalui dialog dan afirmasi terhadap fakta pluralitas dan kemiskinan di Asia. Semua itu membentuk kerangka berteologi Niles yang bersifat publik. Kepublikan pemikiran Niles jelas dari tema-tema pemikiran teologinya, antara lain: (1) teologi rakyat sebagai basis dari keberpihakannya pada penderitaan mereka yang ditindas; (2) teologi politik, yang didalamnya Niles menyinggung Pancasila Indonesia sebagai salah satu sistem politik alternatif yang mampu menyelesaikan persoalan pluralitas; (3) teologi misi yang telah memunculkan kecurigaan dan penolakan, karena itu harus dievaluasi dengan mengedepankan misi Kerajaan Allah, melalui persahabatan dan solidaritas dengan mereka yang kecil, miskin dan tertindas; (4) teologi hermeneutik di konteks Asia, yang afirmatif pada konteks dan kritis pada kerangka ideologis dalam membaca teks dan realitas; dan (5) gambaran Yesus kontekstual, yaitu hamba yang menderita (Suffering Servant). Gambaran Yesus yang menderita ini membawa gereja dan misinya berada bersama mereka yang di pinggiran (margin) yang menderita karena kemiskinannya. Kesemua tema ini tidak terlepas dari usaha Niles mengevaluasi warisan teologi Calvin yang membuat gereja-gereja di Asia sulit untuk mengikatkan dirinya dengan pengalaman konteks dan dengan mereka yang umumnya menderita. Teologi ini membangun ghetto dengan menolak keselamatan Allah berlaku atas mereka. Usaha Niles adalah dengan berteologi secara publik. Pengembangan teologi publik di konteks GPIB berangkat dari konteks lokal (particular) seperti Tembilahan sebagai cerita (story). Tujuannya agar gereja dapat merespon apa yang menjadi keprihatinan sosio-budaya masyarakatnya dalam perjumpaan dengan agama-agama lain dan budaya setempat membentuk teologi publik pluralis (a pluralist public theology). Secara kolektif pengembangan wacana teologi publik di konteks GPIB dimulai dengan evaluasi atas eklesiologi Gereja Misioner dan konsep Pemahaman Iman GPIB. Yang pertama berarti Gereja Misioner adalah diskursus eklesiologis yang bersemangat solidaritas atau kepeduliaan Yesus Kristus, yang membias pada pola hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dengan definisi ini kita boleh berharap pada sebuah model gereja publik yang berkontribusi pada pembentukan hidup sipil di tengah masalah ketidakadilan, diskriminasi, kekerasan dan pemiskinan. Yang kedua, Pemahaman Iman GPIB adalah teologi gereja yang menghubungkan teologi keselamatan dan teologi penciptaan, yang mengafirmasi kemajemukan agama dan budaya serta pengakuan bahwa yang lain (agama salvivic dan wisdomic) termasuk ke dalam tata keselamatan Ilahi. Teologi publik Kristen di Indonesia memberi evaluasi terhadap teologi kebangsaan yang menjadi wajah dan corak politik Kristen yang bergaya elitis, bermentalitas bourgeoisie dan selalu nyaman bila berada di belakang panggung kekuasaan. Pengembangan teologi publik Kristen berarti pergeseran dari pusat (kekuasaan) ke pinggiran (margin), untuk menunjukkan solidaritas yang sejati terhadap orang miskin yang kebanyakan saudara/saudari Muslim. Kedudukan Pancasila dalam kerangka teologi publik adalah sebuah contoh visi politik lokal yang mencerminkan ideologi rakyat akan sebuah masa depan baru tentang shalom, koinonia dan pembebasan. Pancasila diartikan sebagai panggilan mendengar rakyat yang menjerit karena krisis perekonomian. Dialog atas tafsir Pancasila berarti peka pada penderi} }