@thesis{thesis, author={01102295 AGATHA KHARIS WIBISONO PUTRA}, title ={HYPERREALITY, SEBUAH TANTANGAN BAGI GEREJA MASA KINI}, year={2018}, url={https://katalog.ukdw.ac.id/1773/}, abstract={Perkembangan teknologi dari zaman ke zaman mengalami percepatan. Penelitian teknologi yang pada masa lalu membutuhkan waktu kurang lebih sepuluh tahun dapat dipersingkat menjadi satu tahun. Hampir setiap tahun ada teknologi baru yang membuat decak kagum para penggunanya. Perkembangan teknologi yang begitu cepat berubah juga mempengaruhi budaya masyarakat global, gaya hidup, perilaku, dan hampir seluruh aspek kehidupan manusia modern. Sejak zaman dahulu ketika ada pembaharuan teknologi pasti ada pihak-pihak yang takut dengan pembaharuan karena belum nyaman dengan perubahan- perubahan tersebut, tetapi ada juga yang menyambut dan menerima begitu saja. Selalu ada pihak pro dan kontra untuk semua hal yang terjadi, terutama jika itu terjadi dan memberi dampak bagi masyarakat dalam skala luas. Sebagai bagian dari masyarakat apa yang terjadi dalam masyarakat tidak bisa tidak terhubung dengan kehidupan gereja. Gereja sebagai mitra Allah dan kekasih Allah di bumi yang turut berpartisipasi di dalamnya, tentu tidak kebal dengan pergolakan dunia ini. Perubahan yang bersifat cepat dan massif inilah yang menjadi tantangan gereja era modern. Tidak jarang muncul konflik etis dan kepentingan antara hidup bergereja dan bermasyarakat, antara iman dan pengetahuan. Gereja tidak bisa tutup mata atau membiarkan jemaat ada dalam ketidakpastian. Gereja perlu menentukan sikap berdasarkan kebenaran dan melakukan pembinaan. Bahkan seharusnya gereja mulai memikirkan tindakan antisipatif terhadap perkembangan zaman hingga satu dua langkah ke depan layaknya permainan catur. Begitu juga terhadap hyperreality sebagai bagian dari perkembangan teknologi. Gereja perlu melihat secara lebih luas apa yang menjadi manfaat dan mudarat, kekuatan dan kelemahan perkembangan tersebut. Gereja perlu kembali melihat apa makna, peran, dan sumbangsih gereja dalam kehidupan riil masyarakat, bukan sekedar ?terkotak? dalam layanan diakonia, marturia, koinonia yang selama ini sudah dilakukan. Itulah fungsi dan makna gereja sebagai garam dan terang dunia yang perlu digumulkan dan semakin dipertajam.} }