@thesis{thesis, author={Ni Luh Dhita Manik Puspaka }, title ={TEMPAT BEKERJA SEBAGAI FAKTOR PREDIKTOR NYERI MUSKULOSKELETAL PADA TENAGA KESEHATAN DI RUMAH SAKIT BETHESDA YOGYAKARTA}, year={2023}, url={https://katalog.ukdw.ac.id/8610/}, abstract={Latar Belakang: Nyeri merupakan suatu pengalaman sensorik serta emosional yang tidak menyenangkan akibat adanya suatu kerusakan jaringan pada tubuh yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Nyeri merupakan keluhan yang paling sering dijumpai pada fasilitas kesehatan. Nyeri dapat mengenai sistem muskuloskeletal meliputi otot, saraf, tendon, serta sendi. Nyeri muskuloskeletal sering terjadi pada tenaga kesehatan karena pekerjaannya berkaitan dengan aktivitas gerak yang melibatkan sistem muskuloskeletal sehingga berisiko tinggi mengalami nyeri. Tujuan Penelitian: Untuk mengukur keterkaitan tempat bekerja sebagai faktor prediktor keluhan nyeri muskuloskeletal pada tenaga kesehatan di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta. Metode dan Subjek Penelitian: Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan metode cross sectional untuk mengukur keterkaitan tempat bekerja sebagai suatu faktor prediktor timbulnya nyeri muskuloskeletal. Subjek penelitian adalah 151 tenaga kesehatan yang bekerja diruang rawat inap, ruang operasi, rawat jalan, ICU (Intensive Care Unit)/PSA (Perawatan Stroke Akut), dan administrasi pada Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta. Pengambilan data dilakukan pada tenaga kesehatan saat mengikuti workshop terkait asemen nyeri dengan mengisi kuesioner sebanyak satu kali. Data utama akan diolah dengan IBM SPSS Statistic 26 menggunakan uji univariat dan fisher?s exact test. Analisis fisher exact test untuk tempat bekerja dilakukan sebanyak 4 kali dengan ruang administrasi sebagai rujukan. Hasil Penelitian: Hasil penelitian menyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan atau bermakna antara tempat bekerja rawat inap dengan nilai p = 0,019 sebagai faktor prediktor nyeri muskuloskeletal 6 bulan terakhir pada tenaga kesehatan. Sedangkan pada hasil uji rawat jalan dengan administrasi (p = 0,229), ruang operasi dengan administrasi (p = 0,393), dan ICU/PSA dengan administrasi (p = 0,708) diperoleh hasil dimana tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tempat bekerja tersebut dengan kejadian riwayat nyeri muskuloskeletal. Kesimpulan: Tempat bekerja ruang rawat inap bermakna secara signifikan menjadi faktor prediktor nyeri muskuloskeletal selama 6 bulan terakhir dengan proporsi lebih tinggi dibandingkan dengan tempat bekerja administrasi pada tenaga kesehatan di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta.} }