@thesis{thesis, author={Lola James Anderson}, title ={OTORITAS ALKITAB BERDASARKAN PERSOALAN MARKUS 16:9-20 DALAM METODE KRITIK TEKSTUAL}, year={2014}, url={http://repo.sttsetia.ac.id/79/}, abstract={Di dalam sejarah, studi terhadap kitab Markus baru mendapatkan perhatian yang lebih banyak pada abad XIX, sejak para sarjana dengan metode kritiknya mulai mendekati Alkitab. Seiring dengan perkembangan metode kritik ini, kita diperhadapkan dengan berbagai persoalan dan masalah yang ada berkaitan dengan kitab Markus ini. Salah satu persoalan yang muncul berkaitan dengan metode kritik ini adalah persoalan kritik tekstual, terutama berkaitan dengan kedua belas ayat terakhir dari Injil Markus atau biasa yang disebut dengan penutup Markus. Persoalan ini dianggap salah satu persoalan yang besar karena sampai saat ini, tidak ada satu pun pandangan yang dapat secara utuh menjelaskan mengenai persoalan ini. Hal ini disebabkan karena beberapa faktor yaitu (1) perbedaan-perbedaan yang ditemukan dalam salinan-salinan naskah karena ada salinan-salinan mayoritas yang memuat bagian ini, tetapi ada juga salinan yang dianggap layak dipercaya karena tua dan mendekat naskah asli yang tidak memuat bagian ini, juga adanya kutipan-kutipan atau alusi dari bapakbapak Gereja yang juga terpecah dalam dua kubu yaitu menyertakan bagian ini dan yang tidak menyertakannya juga. (2) Perbedaan-perbedaan yang ditemukan dalam bagian penutup ini, yaitu adanya perbedaan struktur, gaya bahasa dan pemilihan kata yang sama sekali berbeda dari keseluruhan struktur dan gaya bahasa serta pemilihan kata dari keseluruhan Injil Markus. Faktor-faktor ini secara tidak langsung memberikan kesulitan untuk menentukan keaslian dari bagian ini, berbagai solusi telah diberikan mengenai kehadiran bagian ini, ada yang secara tegas menolak bagian ini sebagai milik dari Markus, ada yang juga menerima bagian ini sebagai asli dari Markus. Kedua pandangan ini, pada akhirnya memberikan sebuah implikasi sederhana mengenai Alkitab, apakah Alkitab masih layak dipercaya dan juga apakah Alkitab juga masih berotoritas, jika ditemukan persoalan-persoalan sepeni ini. Sikap skeptic mulai dikembangkan dan berujung kepada penyangkalan akan keaslian dan kehandalan Alkitab sebagai kitab suci. Penulis dalam riset ini coba memberikan usulan mengenai bagian ini sebagai bagian yang memang merupakan tambahan terhadap kitab Markus berdasarkan kepada berbagai penelitian yang kompeherensif terhadap salinan-salinan naskah, alusi bapak-bapak Gereja dan juga struktur internal kitab Markus sendiri, sekaligus juga untuk memberikan argumentasi mengenai otoritas dari bagian ini dan juga otoritas dan kehandalan alkitab, bahwa bagian ini sekalipun adalah tambahan memang memiliki otoritas sebagai bagian dari kitab suci. Dalam hal ini, usulan yang penulis berikan masih tetap merupakan sebuah kemungkinan (probabilitas), sehingga penulis tetap menyarankan untuk terus melakukan penelitian, riset, dan terus mengembangkan metode untuk meneliti Alkitab dari berbagai perspektif.} }