@thesis{thesis, author={Bakta I Made and Devi Ni Putu Sukma and Hita I Putu Gede Adi Purwa}, title ={SKRINING FITOKIMIA DAN PENGARUH PENINGKATAN KONSENTRASI DENGAN AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL 96% DAUN CENGKEH Merr. &L.M.Perry}, year={2021}, url={http://repo.unbi.ac.id/id/eprint/179/}, abstract={Hampir setiap orang akan terinfeksi Staphylococcus aureus. Jika bakteri Staphylococcus aureus menyebar dapat menyebabkan pneumonia. Salah satu alternatif yang digunakan sebagai antibakteri adalah daun cengkeh. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kandungan metabolit sekunder yang terkandung dalam ekstrak etanol 96% daun cengkeh dan mengetahui pengaruh peningkatan konsentrasi dengan aktivitas antibakteri ekstrak etanol 96% daun cengkeh. Rancangan penelitian untuk uji aktivitas antibakteri adalah deskriptif eksploratif dan true eksperimental dengan posttest only control group design. Penelitian ini dilakukan 5 perlakuan yaitu kelompok kontrol yaitu Erytrimicin sebagai kontrol positif dan DMSO sebagai kontrol negatif. Kelompok perlakukan dengan variasi konsentrasi sebesar 20% (b/v), 60% (b/v), 100% (b/v). Berdasarkan hasil uji skrining fitokimia menunjukkan hasil positif mengandung senyawa metabolit sekunder berupa flavonoid, alkaloid, terpenoid, tannin, saponin.Hasil uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol 96% daun cengkeh terhadap bakteri bakteri staphylococcus aureus menunjukkan diameter zona hambat yang berbeda signifikan (P=0,000) setelah dianalisis dengan uji One way ANOVA. Perbedaan diameter zona hambat setiap perlakuan semakin meningkat seiring dengan peningkatan konsentrasi, dimana pada konsentrasi 20% (b/v) sebesar 5.68±0.07 mm, pada konsentrasi 60%(b/v) sebesar 8.26±0.07 mm, dan pada konsentrasi 100% (b/v) sebesar 12.28±0.06 mm. Simpulan dari penelitian ini adalah Ekstrak etanol 96% daun cengkeh mengandung senyawa metabolit sekunder, seperti flavonoid, alkaloid, terpenoid, tannin, saponin. Terdapatnya aktivitas antibakteri ekstrak etanol 96% daun cengkeh terhadap bakteri staphylococcus aureus dan pada konsentrasi minimum yaitu konsentrasi 20% terdapat zona hambat dan konsentrasi 100% paling efektif untuk menghambat pertumbuhan antibakteri.} }