@thesis{thesis, author={Arimbawa Putu Eka and Saraswati Anak Ayu Sri and Widhiastari Ni Ketut}, title ={PERBANDINGAN PUSKESMAS SAWAN I DAN PUSKESMAS SAWAN II KABUPATEN BULELENG DENGAN INDIKATOR PERESEPAN PADA PASIEN ISPA NON-PNEUMONIA BALITA PERIODE JANUARI-DESEMBER 2019}, year={2021}, url={http://repo.unbi.ac.id/id/eprint/318/}, abstract={Penggunaan Obat Rasional merupakan salah satu program pemerintah untuk memonitoring dan mengevaluasi penggunaan obat di fasilitas pelayanan kesehatan terutama di puskesmas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan penggunaan obat rasional ditinjau dari indikator peresepan berdasarkan penyakit ISPA Non-pneumonia di Puskesmas Sawan I dan Puskesmas Sawan II. Penelitian ini adalah penelitian analitik dengan menggunakan metode cross sectional serta pengambilan data pada indikator peresepan secara retrospective. Populasi penelitian adalah resep pasien ISPA Non-pneumonia pada balita, periode Januari-Desember 2019. Jumlah sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah 218 resep dengan diagnosa ISPA Non-pneumonia periode Januari-Desember 2019 yang diambil secara purposive sampling. Analisis data menggunakan software Statistical Product and Service Solutions (SPSS) non parametrik yaitu Mann-Whitney. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan signifikan pada parameter persentase peresepan obat dengan nama generik (p=0,0001) dan persentase peresepan obat sesuai daftar obat esensial nasional (p=0,044). Sedangkan pada parameter rata-rata jumlah obat yang diresepkan untuk setiap pasien (p=1,000) dan parameter persentase peresepan dengan antibiotik (p=1,000) tidak berbeda secara signifikan antara Puskesmas Sawan I dan Puskesmas Sawan II. Pengadaan obat yang kurang terpenuhi terutama obat generik dan DOEN serta kurangnya pelatihan mengenai penggunaan obat rasional kepada penulis resep akan menyebabkan indikator peresepan setiap puskesmas berbeda. Oleh karena itu disarankan kepada Puskesmas dan Dinas Kesehatan Kabupaten untuk mengutamakan pemanfaatan obat-obat generik dan obat-obat sesuai DOEN serta mengadakan pelatihan mengenai POR di puskesmas.} }