@thesis{thesis, author={ }, title ={Hubungan Islam dan Politik di Kerajaan Tanete Abad XVII-XVIII (Suatu Kajian Historis dan Antropologis)}, year={2016}, url={http://repositori.uin-alauddin.ac.id/259/}, abstract={Tesis ini adalah hasil penelitian tentang aktualisasi hubungan Islam dan politik berdasarkan fakta historis di Kerajaan Tanete Abad XVII-XVIII. Adapun rincian sub masalah yang dijadikan obyek penelitian adalah bagaimana kondisi politik di Kerajaan Tanete pra-Islam, bagaimana proses Islamisasi di Kerajaan Tanete, dan bagaimana hubungan Islam dan politik di Kerajaan Tanete serta pengaruhnya terhadap kehidupan sosial. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fakta sejarah yang berlangsung di Kerajaan Tanete selama abad XVII hingga abad XVIII dan relevansinya terhadap proses perpolitikan kini. Jenis penelitian ini adalah deskriptif-kualitatif yang memfokuskan diri pada kajian sejarah dan antropologis. Data diperoleh dengan menggunakan metode penelitian sejarah yang diklasifikasi pada metode pengumpulan data, pengolahan data dan analisis data. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa kondisi politik di Kerajaan Tanete pra-Islam, seperti yang secara umum terjadi pada kerajaan-kerajaan di Sulawesi Selatan. Namun perbedaannya terdapat pada konsepsi kepemimpinan To-Sangiang yang bukan sebagai raja pertama. To-Sangiang justru memilih raja pertama (pertengahan abad XVI) yakni Arung Sigeri dengan gelaran Datu Gollae. Kemudian, unsur pembentuk kerajaan Tanete berdasarkan fakta historis dalam berbagai literatur, terdiri dari kedudukan Arung, wilayah dan penduduk Tanete, hubungan diplomatik terhadap kerajaan lain serta struktur pemerintahan Tanete. Selanjutnya, mengenai proses Islamisasi terdapat dua kontak. Kontak pertama, melalui pedagang muslim yang menetap di wilayah Kerajaan Tanete akhir abad XVI dan kontak kedua, melalui peran penguasa dalam menyebarkan Islam pada masyarakat Tanete awal abad XVII. Tinjauan terakhir, mengenai aktualisasi hubungan Islam dan politik di Kerajaan Tanete berdasarkan dua paradigma yaitu integralistik dan simbiotik. Upaya untuk meninjau aktualisasi paradigma tersebut didasarkan pada tiga indikator yaitu integrasi Islam dalam kerajaan, posisi raja setelah islamisasi dan implementasi Islam dalam kehidupan sosial. Berdasarkan indikator tersebut dapat disimpulkan bahwa hanya paradigma simbiotik yang teraktualisasi di Kerajaan Tanete selama abad XVII-XVII.} }