@thesis{thesis, author={ }, title ={Model Pengembangan Kinerja Guru pada SMA Negeri di Kota Palopo}, year={2015}, url={http://repositori.uin-alauddin.ac.id/560/}, abstract={Disertasi ini berjudul Model Pengembangan Kinerja Guru pada SMA Negeri di Kota Palopo. Masalah pokok yang dibahas adalah bagaimana model pengembangan kinerja guru pada SMA Negeri di Kota Palopo. Pokok masalah ini dirumuskan dalam beberapa sub masalah, yaitu: (1) Bagaimana pelaksanaan model pengembangan kinerja guru pada SMA Negeri di Kota Palopo? (2) Bagaimana respon guru terhadap pelaksanaan model pengembangan kinerja guru pada SMA Negeri di Kota Palopo? dan (3) Bagaimana dampak pelaksanaan model pengembangan kinerja guru pada SMA Negeri di Kota Palopo? Penelitian ini termasuk jenis penelitian lapangan yang kajiannya bersifat kualitatif-verifikatif untuk mengungkap makna yang ada di balik fenomena realitas sosial tentang model pengembangan kinerja guru pada SMA Negeri di Kota Palopo. Dalam upaya memahami makna dari suatu peristiwa atau fenomena yang saling berpengaruh dengan pelaku dalam situasi tertentu baik dalam pelaksanaan, respon guru serta dampak pelaksanaan model pengembangan kinerja guru pada SMA Negeri di Kota Palaopo maka pendekatan fenomenologi digunakan. Dengan pendekatan fenomenologi, peneliti berupaya memahami fenomena-fenomena yang berkaitan dengan realitas, situasi, kondisi, dan interaksi yang terjadi dalam pelaksanaan, respon guru dan dampak pelaksanaan model pengembangan kinerja guru pada SMA Negeri di Kota Palopo. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara, observasi, dokumentasi, dan triangulasi. Data yang terkumpul dianalisis secara kualitatif dengan menggunakan pendekatan logika induktif, dimana silogisme dibangun berdasarkan pada hal-hal khusus atau data di lapangan dan bermuara pada kesimpulankesimpulan umum. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Pelaksanaan model pengembangan kinerja guru pada SMA Negeri di Kota Palopo belum berjalan optimal. Model pengembangan kinerja guru yang diterapkan pada SMA Negeri di Kota Palopo memiliki sejumlah kelemahan, yaitu: (a) perencanaan baru sebatas penjadualan kegiatan serta belum dibuat khusus dan detail berdasarkan analisis kebutuhan; (b) pembinaan dan pendampingan belum optimal dan belum fokus pada kebutuhan guru; dan (c) potensi guru belum dimanfaatkan melalui pemberdayaan; (2) Respon guru terhadap pelaksanaan model pengembangan kinerja guru pada SMA Negeri di Kota Palopo baru sebatas pemenuhan tuntutan pekerjaan dan belum mampu mengubah sikap/perilaku mereka menjadi pendidik profesional dan terdorong untuk selalu mencari cara terbaik dalam mengembangkan kinerjanya; (3)Dampak pelaksanaan model pengembangan kinerja guru pada SMA Negeri di Kota Palopo menunjukkan dampak positif terhadap hasil penilaian kinerja guru oleh supervisor, namun tidak menunjukkan dampak positif terhadap hasil belajar peserta didik. Secara teoritis, penelitian ini berimplikasi pada penolakan terhadap persepsi yang menyatakan bahwa model pengembangan kinerja guru sudah cukup memadai melalui supervisi pendidikan. Penelitian ini juga menguatkan hasil penelitian Muhammad Yaumi yang membuktikan bahwa pendampingan menuntun memberikan kontribusi tinggi terhadap pengembangan kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran. Di samping itu, penelitian ini juga membangun teori tentang model pengembangan kinerja guru berbasis pemberdayaan. Implikasi praktisnya, bahwa model pengembangan kinerja guru berbasis pemberdayaan memerlukan manajemen yang profesional serta superleadership kepala sekolah yang efektif dan tangguh.} }