@thesis{thesis, author={Rosaliana Yusinta}, title ={Analisis ZScore Dalam Memprediksi Tingkat Kebangkrutan Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Kosmetik Dan Keperluan Rumah Tangga Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode (2016-2018)}, year={2021}, url={http://repositori.ukdc.ac.id/885/}, abstract={Perkembangan ekonomi dan kemajuan teknologi yang semakin luas memberikan dampak bagi perkembangan ekonomi di dunia saat ini. Dengan adanya perkembangan itu perusahaan dituntut untuk dapat beradaptasi dan bertahan ditengah era persaingan industri 4.0 yang tengah terjadi di Indonesia, khususnya perusahaan manufaktur sub sektor kosmetik dan keperluan rumah tangga, dimana pada tahun belakangan mengalami persaingan yang ketat yang dapat dilihat begitu banyak produk lokal dan import masuk ke Indonesia. Oleh sebab perusahaan harus melakukan analisis tingkat kebangkrutan pada perusahaan supaya dapat bertahan di tengah persaingan bisnis yang ketat.Salah satu memprediksi tingkat kebangkrutan pada perusahaan yaitu menganalisis laporan keuangan menggunakan model z-score yang dikemukan oleh Altman. Prediksi kebangkrutan memiliki fungsi dan manfaat bagi berbagai pihak tentang kinerja keuangan suatu perusahaan pada masa yang akan datang. Penelitian ini bertujuan untuk memprediksi tingkat kebangkrutan perusahaan manufaktur sub sektor kosmetik dan keperluan rumah tangga yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2016-2018 dengan menggunakan metode deskriptif kuantitatif dan teknik pengambilan sampel menggunakan metode sampling jenuh. Dari hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat 5 perusahaan masuk dalam kategori sehat pada tahun 2016-2018 yaitu PT.Aksha Wira Internasional, PT. Kino Indonesia, PT. Mustika Ratu, PT. Mandom Indonesia, dan PT. Unilever Indonesia. Dimana nilai z-score yang diperoleh 5 perusahaan tersebut diatas 2.99 dari titik cut off. Ada 1 perusahaan pada tahun 2016 dan tahun 2017 masuk kedalam kategori sehat, tetapi pada tahun 2018 perusahaan masuk dalam kategori rawan bangkrut yaitu PT. Martina Berto. Penurunan yang terjadi diakibatkan adanya penurunan penjualan yang signifikan dari perusahaan karena adanya toko-toko atau gerai-gerai besar perusahaan yang tutup.} }