@thesis{thesis, author={Hizriadi Hizriadi and Rahma Syafitri and Sri Wahyuni}, title ={POSISI BARGAINING BURUH TANI PEREMPUANDALAM SEKTOR DOMESTIK DI DESA LUBUK KECAMATAN KUNDUR KABUPATEN KARIMUN}, year={2019}, url={http://repositori.umrah.ac.id/1045/}, abstract={Masyarakat di Desa Lubuk pada umumnya bekerja sebagai petani, diantara petani tersebut ada yang memiliki status sebagai petani pemilik dan ada juga petani buruh. Sebagai petani mereka memiliki penghasilan yang sangat terbatas. Tentu saja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, penghasilan yang mereka terima itu tidak mencukupi. Untuk menutupi kekurangan itu, maka mau tidak mau isteri bekerja sebagai buruh tani di perkebunan tebu untuk menambah penghasilan. Keberadaan buruh tani perempuan ibu rumah tangga yang bekerja ini disebabkan oleh himpitan ekonomi rumah tangga yang kurang mencukupi. Perempuan ibu rumah tangga bekerja setiap hari mulai dari waktu pagi hingga sore hari. Sementara itu, perempuan ibu rumah tangga juga memiliki pekerjaan di sektor domestik. Maka dari itu peneliti merasa perlu untuk melakukan penelitian mengenai posisi isteri dalam rumah tangga, dengan rumusan masalah yaitu ?Bagaimana posisi bargaining buruh tani perempuan dalam sektor domestik di Desa Lubuk Kecamatan Kundur Kabupaten Karimun? Metode penelitian yang dipilih peneliti yaitu jenis penelitian kualitatif dengan tipe deskriptif, yang mana peneliti akan memberikan gambaran secara sistematis, faktual dan akurat, dengan mencari dan menggunakan data secara langsung pada informan yang dianggap kompeten. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teori kekuasaan dalam budaya patriarki dan konsep budaya patriarki oleh Walby bahwa atas praktek sosial yang menempatkan kaum laki-laki sebagai kelompok yang mendominasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa budaya patriarki masyarakat Desa Lubuk adalah keterbatasan perempuan mengambil keputusan dalam rumah tangga berkaitan dengan sektor domestik. Biarpun perempuan turut berpartisipasi membantu dalam memenuhi ekonomi kebutuhan sehari-hari dan aktif di kegiatan kemasyarakatan, akan tetapi tanggungjawab utama dalam sektor domestik masih berada pada kaum perempuan yang lebih utama. Kaum laki-laki dianggap sebagai pihak yang paling dominan dalam menentukan pekerjaan dalam sektor domestik, karena laki-laki hanya bisa menyuruh kepada isteri agar pekerjaan domestik tetap menjadi tanggungjawab perempuan, biarpun laki-laki membantu tetapi tidak sepenuhnya membantu dalam menyelesaikan pekerjaan domestik. Sehingga bagi kaum perempuan yang bekerja sebagai buruh tani di perkebunan tebu, telah memiliki triple burden, yaitu peran dalam sektor publik dan domestik, serta peran sosial. Kata Kunci : Budaya Patriarki dan Perempuan} }