@thesis{thesis, author={Anggih Strie}, title ={Pemodelan Aliran Material, Energi dan Waste untuk Mendukung Keberlanjutan Manufaktur di Pabrik Crumb Rubber}, year={2018}, url={}, abstract={Penelitian ini dilakukan dengan mengamati proses produksi crumb rubber yang berlangsung di PT Socfin Indonesia Kebun Tanah Besih. Penelitian ini dilakukan sehubungan dengan adanya indikator Sustainable Natural Rubber Initiative (SNRi) mengenai optimalisasi penggunaan zat kimia, pengelolaan air bersih dan limbah cair untuk menuju manufaktur keberlanjutan. Dan adanya indikator lingkungan industri hijau yang dikeluarkan Kementrian Perindustrian Indonesia mengenai efisiensi penggunaan material, energi dan air. Maka, penelitian ini bertujuan untuk melakukan pemodelan dan kuantifikasi penggunaan material, energi, dan waste yang dihasilkan. Dengan demikian, perusahaan memiliki tools untuk memenuhi salah satu indikator yang menuju manufaktur berkelanjutan. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah material flow analysis. Pada model material flow dapat dilihat bahwa proses produksi menimbulkan dampak lingkungan dengan menghasilkan limbah cair, gas dan padat. Jumlah limbah cair, padat dan gas adalah 258.157,03 kg, 24,63 kg dan 444,12 kgCO2. Pareto analysis yang dilakukan terbagi atas 3 bagian yaitu material, energi dan waste. Pareto analysis material dilakukan pada penggunaan air. Persentase penggunaan air tertinggi adalah pada proses pencacahan dan pencacahan kedua. Sedangkan untuk konsumsi energi terbanyak pada proses pencacahan. Dan limbah terbanyak dihasilkan dalam wujud cair yang berasal dari air sisa pencucian latex. Limbah gas terbanyak dihasilkan pada proses pemanasan, dan limbah padat terbanyak berasal pada proses pengisian box. Berdasarkan penilaian requirement SNRi dan indikator lingkungan industri hijau di PT Socfin Indonesia Kebun Tanah Besih, proses produksi yang berlangsung telah memenuhi standar yang diberikan. Namun perusaahan perlu mengoptimalkan performa dalam pengelolaan air dan limbah cair. Nilai yang dicapai untuk pengelolaan limbah cair pada requirement SNRi adalah 50%, sementara nilai penurunan intensitas penggunaan air adalah 0,05%.} }