@thesis{thesis, author={Arzaqi Miftachul}, title ={DAKWAH RIANG GEMBIRA MAFIA SHOLAWAT (STUDI KASUS: LAGU MARS MAFIA SHOLAWAT)}, year={2022}, url={http://repository.isi-ska.ac.id/6222/}, abstract={Penelitian ini bertujuan mengetahui konsep dakwah riang gembira dalam Mafia Sholawat. Konsep kegembiraan tersebut salah satunya direpresentasikan pada lagu Mars Mafia Sholawat. Melalui lagu tersebut Gus Ali berusaha membangun eksistensi diri melalui penggunaan syairsyair lagu. Selain itu lagu yang menjadi icon Mafia Sholawat tersebut oleh Gus Ali juga digunakan untuk menarik minat jamaah sekaligus sebagai media dalam berdakwah. Persoalan yang dijelaskan pada penelitian ini adalah, (1) Bagaimana bentuk Lagu Mars Mafia Sholawat. (2) Konsep dakwah riang gembira Mafia Sholawat. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif untuk menjawab permasalahan tersebut dengan menngadopsi konsep riang gembira dan bentuk lagu sebagai topik utama dalam menelisik keterkaitan diantara keduanya. Permasalahan pertama dikaji dengan menggunakan pendekatan teori musik barat mengenai ilmu bentuk lagu oleh Karl-edmund Prier SJ sebagai landasan pemikiran dalam menelisik bentuk lagu. Permasalahan selanjutnya dikaji menggunakan pendekatan teori ?uses an fungtion? oleh Alan P Marriam dalam bukunya The Anthropology Of Music yang menawarkan 10 fungsi musik pada masyarakat dan salah satunya tentang fungsi musik sebagai ekspresi emosional, untuk mengkaitkan konsep riang gembira dengan lagu Mars tersebut. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa riang gembira dalam Mafia Sholawat merupakan sebuah konsep dakwah yang menghadirkan nuansa kegembiraan sebagai obat untuk meningkatkan imunitas sekaligus sebagai salah satu metode dalam menarik minat jamaah. Dari ketertarikan tersebut selanjutnya musik dimanfaatkan sebagai jembatan penghubung ide pendakwah dengan audiens sekaligus sebagai stimulus kegembiraan. Dari temuan tersebut selanjutnya dapat disimpulkan bahwa model dakwah Mafia Sholawat merupakan kiblat dakwah masa kini yang mampu merangkul berbagai lapisan masyarakat, yakni dengan memadukan seni (musik) dan mengemasnya menjadi lebih baru, kekinian, dan menggembirakan, sehingga jamaah tertarik karena mendapat dua keuntungan sekaligus, yaitu kegembiraan dan ilmu pengetahuan agama Islam.} }