@thesis{thesis, author={SALSABIL SYIFA’ GHAITS NABILA}, title ={PROSES KREATIF PENYUTRADARAAN DOKUMENTER PERFORMATIF FILM “SUNGAI” OLEH TONNY TRIMARSANTO}, year={2023}, url={http://repository.isi-ska.ac.id/6646/}, abstract={?Proses Kreatif Penyutradaraan Dokumenter Performatif Film ?Sungai? Oleh Tonny Trimarsanto.? (Syifa? Ghaits Nabila Salsabil, i-xiii. 1-98) Skripsi Program Studi Film dan Televisi, Jurusan Seni Media Rekam, Fakultas Seni Rupa dan Desain, Institut Seni Indonesia Surakarta. Tonny Trimarsanto adalah sutradara film dokumenter asal Klaten. ?Sungai? menjadi salah satu film dokumenter performatif karya Tonny Trimarsanto. Penelitian ini mengkaji tentang proses kreatif eksperimentasi Tonny Trimarsanto sebagai sutradara, dalam penyutradaraan film ?Sungai? sebagai film non dialog dengan penekanan aspek performa, eksplorasi subjektivitas, peristiwa, tempat, kejadian, dan subyek film. Penelitian dilakukan menggunakan metode kualitatif deskriptif, dengan menjabarkan tahapan proses produksi film dokumenter performatif ?Sungai? dari pengembangan ide, penerapannya dalam visual mise en scene hingga editing. Pengumpulan data untuk penelitian ini dilakukan dengan (1) Wawancara, dan (2) Observasi. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa, film ?Sungai? melakukan penekanan aspek subjektivitas, eksplorasi, dan eksperimentasi gaya performatif sebagai bentuk proses kreatif penyutradaraan sebuah film. Penekanan unsur dokumenter performatif yang dilakukan oleh Tonny Trimarsanto dibaca melalui teori tahapan berpikir kreatif Graham Wallas, terdiri dari: (1) Preparation: Keinginan Tonny Trimarsanto dalam menjawab pertanyaan tragedi sejarah yang menjadi tujuan penciptaan film ?Sungai?, (2) Incubation: Proses penghayatan dengan wawancara untuk menyegarkan data terkait tragedi politik tahun 1965. (3) Illumination: Menerapkan aspek dokumenter performatif yaitu penekanan subjektivitas dan fleksibelitas dalam penyutradaraan film ?Sungai?. (4) Verification: Penarapan ciri khas proses kreatif penyutradaraan Tonny Trimarsanto pada film, melalui penggunaan draf naskah sebagai acuan penyutradaraan namun tetap fleksibel dalam proses produksi filmnya.} }