@thesis{thesis, author={Tommy Natasya Valentina Putri}, title ={Analisis Faktor Pengembangan Potensi Pariwisata di Bagian Wilayah Perencanaan Ibu Kota Negara Timur - Submit Jurnal}, year={2023}, url={http://repository.itk.ac.id/19944/}, abstract={Terjadinya pemindahan Ibu Kota Negara disebabkan oleh karena ketidakmerataan pembangunan dan kesejahteraan di Indonesia serta kondisi fisik Jakarta yang sudah tidak mumpuni. Adapun Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kabupaten Kutai Kartanegara terpilih menjadi Ibu Kota Negara baru yang terdiri dari beberapa Bagian Wilayah Perencanaan, salah satunya adalah Bagian Wilayah Perencanaan Ibu Kota Negara Timur yaitu seluruh wilayah Kecamatan Sepaku sebagai Kawasan Pariwisata dan Hiburan. Potensi pariwisata yang ada di BWP IKN Timur terdiri dari ekowisata mangrove, air terjun, goa, dan wisata bambu. Namun pada kenyataannya potensi pariwisata tersebut belum dimanfaatkan dan dikembangkan secara optimal, padahal pariwisata merupakan salah satu sektor unggulan urutan kelima sebagai penyumbang devisa tersebar. Dengan potensi pariwisata dan keindahan alam yang indah, menjadikan BWP IKN Timur berpotensi besar dalam pengembangan pariwisata. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk menentukan faktor pengembangan potensi pariwisata di BWP IKN Timur. Tujuan tersebut dicapai dengan beberapa tahapan analisis, yaitu mengidentifikasi objek wisata di BWP IKN Timur dengan analisis deskriptif, menganalisis potensi pariwisata dengan analisis skoring, dan menganalisis faktor pengembangan potensi pariwisata dengan Analytical Hierarchy Process (AHP). Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor pengembangan prioritas di Air Terjun Rimbawan berupa kebersihan, jarak jalan darat dari ibu kota kecamatan, prasarana penunjang wisata, perlibatan tenaga kerja setempat, aktivitas pendukung wisata, dan paket wisata; pada Air Terjun Tembinus berupa faktor atraksi alami, jarak jalan darat dari kota kecamatan, prasarana penunjang wisata, kelembagaan, aktivitas pendukung wisata, dan paket wisata; pada Ekowisata Mangrove Mentawir berupa faktor atraksi alami, kondisi jalan, sarana penunjang wisata, kelembagaan, aktivitas pendukung wisata, dan paket wisata; pada Hutan Bambu Mentawir berupa faktor atraksi alami, jarak jalan darat dari ibu kota kabupaten, sarana penunjang wisata, perlibatan tenaga kerja setempat, aktivitas pendukung wisata, dan paket wisata; dan pada Goa Tapak Raja berupa faktor kebersihan, jarak jalan darat dari ibu kota kabupaten, prasarana penunjang wisata, perlibatan tenaga kerja setempat, aktivitas pendukung wisata, dan paket wisata.} }