@thesis{thesis, author={Purwanto Muhammad Qoirul}, title ={Evaluasi Potensi Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) Terhadap Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Samarinda - Submit Jurnal/Seminar}, year={2024}, url={http://repository.itk.ac.id/20617/}, abstract={Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) merupakan upaya pemerintah dalam melestarikan lahan pertanian di Indonesia di tengah perkembangan industri yang maju dan meluas. Alih fungsi lahan pertanian memiliki pengaruh yang signifikan terhadap ketahanan pangan di suatu daerah. Kota Samarinda merupakan Ibu Kota Privinsi Kalimantan Timur dengan luas sebesar 718,23 kilometer persegi, memiliki luas lahan pertanian pangan sebesar 1.936 hektar, sedangkan berdasarkan Peraturan Daerah Kota Samarinda Nomor 06 Tahun 2021 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (PLP2B), Lahan Pertanian Pangan Bekelanjutan (LP2B) hanya berkisar sekitar 1.230,880 hektar, sehingga terdapat selisih seluas 706 hektar antara lahan pertanian pangan eksisting dengan LP2B yang ditetapkan oleh Pemerintah Kota Samarinda. Hal ini tentunya akan menyebabkan mudahnya alih fungsi lahan pertanian di Kota Samarinda dikarenakan minimnya regulasi yang melindungi lahan pertanian pangan tersebut. Padahal, di dalam dokumen RPJMD Kota Samarinda juga menyebutkan stabilisasi ketahanan pangan sebagai salah satu isu strategis yang tentunya berkaitan dengan keberadaan lahan pertanian yang mempengaruhi tingkat ketahanan pangan. Oleh sebab itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui terkait keberadaan potensi LP2B Kota Samarinda di luar yang ditetapkan dalam Peraturan Daerah Kota Samarinda Nomor 06 Tahun 2021 tentang PLP2B dengan bobot variabel penentu yang didasarkan pada karakteristik Kota Samarinda. Tahapan pertama dalam penelitian ini adalah menganalisis bobot variabel-variabel penentu LP2B sesuai dengan karakteristik Kota Samarinda dengan hasil variabel sistem irigasi merupakan variabel dengan bobot tertinggi dan indeks penanaman merupakan variabel dengan bobot terendah. Kemudian hasil tahap pertama, digunakan dalam tahap kedua yaitu menganalisis potensi LP2B menggunakan bobot variabel yang sudah didapatkan melalui tahap pertama dengan hasil terdapat 1.680 hektar lahan pertanian yang potensial untuk menjadi LP2B. Tahap ketiga penelitian ini adalah menganalisis kesesuaian potensi LP2B yang sudah didapatkan dengan LP2B yang sudah ditetapkan melalui Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Samarinda dengan hasil terdapat 494 hektar lahan pertanian yang potensial menjadi LP2B namun belum ditetapkan sebagai LP2B dan berada di luar kawasan tanaman pangan pada RTRW Kota Samarinda. Luaran yang diharapkan melalui penelitian ini adalah adanya penambahan luas LP2B agar lahan pertanian pangan Kota Samarinda dapat terjaga untuk mendukung ketahanan pangan Kota Samarinda.} }