@thesis{thesis, author={Wiguna Ahmad Zulfikar Patria}, title ={Analisis Variasi Pengelasan FCAW dan GMAW Terhadap Kekuatan Bending dan Struktur Mikro Pada Baja ASTM A36}, year={2024}, url={http://repository.itk.ac.id/20817/}, abstract={Perkembangan teknologi dalam pengolahan logam memiliki hubungan erat dengan teknik pengelasan, Pengelasan masih terus dibutuhkan dalam produksi dan reparasi benda mampu las. Dalam kategori pengelasan, terdapat berbagai jenis yang dibedakan berdasarkan fungsi dan proses penyambungannya terhadap benda atau bahan yang akan disambung. Salah satu teknik pengelasan yang umum digunakan adalah pengelasan busur listrik, di mana panas dari busur listrik yang terbentuk antara elektroda dan bahan kerja digunakan untuk menyatukan material logam menjadi satu kesatuan yang kuat. Salah satu pendekatan menarik adalah dengan menggabungkan Gas Metal Arc Welding (GMAW) dan Flux-Cored Arc Welding (FCAW). Pada penelitian ini akan menggunakan jenis pengelasan full FCAW, full GMAW dan kombinasi FCAW-GMAW (sandwich) yang akan diterapkan pada pelat baja ASTM A36 dengan sambungan butt V tunggal dengan sudut 60°. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh variasi jenis pengelasan terhadap kekuatan bending dan struktur mikro pelat baja ASTM A36. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kekuatan bending tertinggi terdapat pada variasi pengelasan Full FCAW dengan nilai rata-rata sebesar 160,419 MPa dan terendah pada variasi pengelasan Full GMAW dengan nilai kekuatan bending rata-rata sebesar 71,724 MPa. Perbedaan nilai kekuatan bending dipengaruhi oleh karakteristik elektroda dari jenis pengelasan GMAW dan FCAW. Hasil pengamatan struktur mikro menunjukkan persentase fasa ferit tertinggi terdapat pada base metal variasi pengelasan Full FCAW sebesar 75,98%. Pada HAZ terjadi peningkatan persentase fasa perlit, yang tertinggi terdapat pada variasi pengelasan Full GMAW yaitu sebesar 72,26%. Sedangkan pada weld metal persentase fasa perlit tertinggi terdapat pada variasi pengelasan Full GMAW yaitu sebesar 80,13%. Peningkatan heat input memengaruhi peningkatan pembentukan fasa perlit} }