@thesis{thesis, author={Aurellyan Fachmellya Zieyan and Salsabilla Alya Nadifa}, title ={Pabrik Bioetanol Melalui Fraksinasi Lignoselulosa Bagasse Dengan Metode Steam Explosion}, year={2023}, url={http://repository.its.ac.id/100009/}, abstract={Persentase konsumsi energi terbesar saat ini didominasi oleh BBM yang mana berbanding terbalik dengan ketersediaan BBM itu sendiri. Berdasarkan Peraturan Menteri ESDM No. 32 Tahun 2008, Pemerintah menetapkan kewajiban untuk memulai pemanfaatan bahan bakar nabati seperti biodiesel, bioetanol, dan minyak nabati murni sebagai campuran BBM. Bagasse merupakan bahan berlignoselulosa yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku bioetanol. Bioetanol berbahan baku Bagasse merupakan upaya untuk memenuhi kebutuhan energi sekaligus meminimalkan ketergantungan masyarakat terhadap penggunaan BBM dari fosil. Pabrik ini akan didirikan di Kecamatan Pesantren, Kabupaten Kediri, Jawa Timur dan mulai beroperasi pada tahun 2026 dengan kapasitas 30,000 kL/tahun. Modal diperoleh dengan perbandingan 40% Modal Sendiri dan 60% Modal Pinjaman. Berdasarkan studi analisis ekonomi, diperoleh penaksiran modal (CAPEX) sebesar Rp. 1.184.031.928.450,12 dan biaya operasional (OPEX) sebesar Rp. 441.431.235.861. Dengan perkiraan umur pabrik 25 tahun didapatkan Internal Rate Return (IRR) sebesar 21,53%; Pay Out Time (POT) sebesar 5,35; Break Event Point (BEP) sebesar 33,40%. Berdasarkan aspek sosial, pembangunan pabrik ini akan memberikan peluang lapangan pekerjaan yang mampu mengurangi pengangguran di Jawa Timur terutama Kota Kediri. Sedangkan dari segi lingkungan, pabrik ini dapat mengurangi limbah bagasse sebanyak 334,821.43 ton/tahun. Dengan demikian, berdasarkan aspek penilaian ekonomi dan teknis maka Pabrik Bioetanol berbahan baku bagasse tebu ini layak didirikan. ================================================================================================================================ The largest percentage of energy consumption is currently dominated by fuel which is inversely proportional to the availability of fuel itself. Based on the Regulation of the Minister of Energy and Mineral Resources No. 32 of 2008, the Government stipulates the obligation to start the use of biofuels such as biodiesel, bioethanol, and pure vegetable oil as fuel mixtures. Bagasse is a lignocellulose material that can be used as a raw material for bioethanol. Bioethanol made from Bagasse is an effort to meet energy needs while minimizing people's dependence on the use of fossil fuels. This factory will be established in Pesantren District, Kediri Regency, East Java, and start operating in 2026 with a capacity of 30,000 kL per year. Capital is obtained with a ratio of 40% Own Capital and 60% Loan Capital. Based on economic analysis studies, it was concluded that the estimated capital assessment (CAPEX) was Rp. 1.184.031.928.450,12 and operating costs (OPEX) of Rp. 441.431.235.861. With the estimated factory age and loan payment periods of 25 years, obtained Internal Rate Return (IRR) of 21,53%; Pay Out Time (POT) of 5,35 years; Break Event Point (BEP) of 33,40% Based on social aspects, the construction of this factory will provide job opportunities that can reduce unemployment in East Java, especially Kediri City. Meanwhile, in terms of the environment, this plant can reduce bagasse waste by 334,821.43 tons per year. Thus, based on the aspects of economic and technical assessment, the Bioethanol Plant made from bagasse sugarcane is feasible to be established.} }