@thesis{thesis, author={Marissa (0751260) -}, title ={Peranan Pengendalian Internal Pembelian Bahan Baku dalam Menunjang Efisiensi Penggunaan Bahan Baku: Studi Kasus pada PT Wijaya Karya Intrade SBU Automotive Part }, year={2011}, url={http://repository.maranatha.edu/10318/}, abstract={Kegiatan pembelian merupakan aktivitas utama dari perusahaan untuk menyediakan bahan baku yang digunakan dalam proses produksi. Kegagalan dalam aktivitas pembelian mempunyai peranan terhadap aktivitas lainnya, salah satunya adalah efisiensi penggunaan bahan baku. Berdasarkan uraian tersebut, penulis tertarik untuk membahas peranan pengendalian internal pembelian bahan baku dalam menunjang efisiensi penggunaan bahan baku. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kememadaian pengendalian internal pembelian bahan baku yang di terapkan dalam perusahaan dan untuk mengetahui peranan pengendalian internal pembelian bahan baku dalam menunjang efisiensi penggunaan bahan baku. Variabel yang digunakan meliputi kememadaian pengendalian internal pembelian bahan baku dan efisiensi penggunaan bahan baku. Objek penelitiannya adalah PT WIKA SBU Automotive Part di Majalengka, Jawa Barat. Analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif dengan menggunakan kriteria menurut Cahmpion dan analisis statistik. Hasil penelitian menurut analisis deskriptif kualitatif dan analisis statsitik menunjukkan bahwa pengendalian internal pembelian bahan baku yang diterapkan oleh perusahaan telah memadai dan pengendalian internal pembelian bahan baku berperan dalam efisiensi penggunaan bahan baku. Walaupun demikian, PT WIKA SBU Automotive Part memiliki berbagai kelemahan dalam pelaksanaan pengendalian internal pembelian bahan baku dalam menunjang efisiensi penggunaan bahan baku, yaitu: (1) Penggunaan time card machine tidak di awasi oleh satpam atau oleh bagian SDM yang lain; (2) Tidak dilaksanakan pemeliharaan mesin-mesin secara berkala oleh bagian workshop; (3) Tidak menggunakan Bukti Kas dan PO yang dipranomori cetak karena dalam penulisan nominal rupiah dan penulisan jumlah nominal terbilang tidak boleh menggunakan correction pen, dan dokumen yang berisi jumlah nominal yang salah dibuang begitu saja. Berdasarkan kelemahan-kelemahan tersebut, penulis mencoba memberikan saran-saran sebagai berikut: (1) Sebaiknya time card machine dilakukan pengaawasan oleh satpam/bagian SDM yang lain atau absen karyawan diganti dengan finger print atau juga di tempat time card machine dipasang CCTV; (2) Sebaiknya bagian workshop melakukan pemeliharaan dan pengecekan terhadap mesin-mesin secara berkala; (3) Sebaiknya perusahaan mengarsip dokumen yang salah tersebut dalam file tertentu. } }