@thesis{thesis, author={ARYANI DEPRI and Krisnasary Arie and Okfrianti Yenni and Suryani Desri and Yosephin Betty}, title ={HUubungan Pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) dengan Konsumsi Sumber Zat Gizi Mikro (Vitamin A dan FE) Anak Usia 6-23 Bulan di Provinsi Bengkulu}, year={2021}, url={http://repository.poltekkesbengkulu.ac.id/1127/}, abstract={MP-ASI yang baik mencakup makanan yang beragam untuk memenuhi kebutuhan zat gizi, terutama zat gizi mikro.MPASI harus diberikan tepat waktu (diberikan mulai umur 6 bulan ke atas), cukup (jumlah, frekuensi, konsistensi, dan keragaman), dan tekstur makanan diberikan sesuai dengan umur anak. Kelompok makanan hewani, buah, dan sayur harus dimasukkan dalam MPASI ini. Berbagai studi menunjukan bahwa MPASI berbasis kelompok makanan nabati saja tidak cukup untuk memenuhi zat gizi mikro tertentu. Oleh karena itu, kelompok makanan hewani, buah, dan sayur harus dimasukkan dalam MPASI. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI) dengan konsumsi sumber zat gizi mikro (vitamin A dan Fe) usia 6- 23 bulan di Provinsi Bengkulu. Penelitian ini merupakan analisis data sekunder hasil SDKI 2017. Rancangan penelitian yang digunakan adalah desain observasional analitik dengan menggunakan jenis cross sectional. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) dilaksanakan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) bekerja sama dengan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dan Kementerian Kesehatan. Penelitian ini menggunakan data hasil pengumpulan SDKI 2017 dengan metode observasi kuesioner terhadap sampel anak usia 6-23 bulan sebanyak 93 sampel. Kuesioner yang digunakan dalam SDKI telah melalui proses uji coba oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Hasil uji statistik chi square menunjukan bahwa tidak terdapat hubungan antara pemberian makanan pendamping ASI (MPASI) dengan konsumsi sumber zat gizi mikro vitamin A (p = 0.921) dan Fe (p = 0.484). Disarankan untuk mengisi data dengan lengkap, jelas serta pegelompokkan data sesuai bidangnya sehingga memudahkan peneliti menganalisis data untuk melakukan penelitian selanjutnya dengan menggunakan data sekunder.} }