@thesis{thesis, author={LAU Ambrosius}, title ={Makna Pelayanan Yesus Dalam Injil Matius 20:20-28 dan Relevansinya Bagi Karya Pelayanan Para Imam Dewasa Ini}, year={2021}, url={http://repository.stfkledalero.ac.id/640/}, abstract={Penelitian ini bertujuan untuk (1) menyadarkan para imam agar dapat memahami model pelayanan Yesus di dunia sehingga dapat menginspirasi para imam dalam tugas pelayanan mereka dewasa ini. (2) Menjelaskan pelayanan Yesus dalam Injil Matius 20:20-28 dan relevasinya bagi para imam dewasa ini. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kepustakaan. Metode ini digunakan untuk menjelaskan persoalan pastoral para imam yang diamati oleh peneliti di paroki saat liburan. Metode ini digunakan untuk mencari dan mendapatkan informasi dan pemahaman tentang Injil Matius, pelayanan Yesus, kajian eksegese Matius 20:20-28, kasih, Yesus, Gereja, dan relevansinya bagi karya pelayanan para imam dewasa ini. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa pelayanan para imam dewasa ini memuat motivasi untuk memperkaya diri. Pelayanan para imam masa kini lebih condong pada pengumpulan harta dan gaya hidup hedonis. Sehingga dalam tugas pelayanannya, para imam selalu mengincar tempat-tempat subur dan sukar untuk pindah ke tempat kering. Bahkan ada imam yang pilih kasih dalam memberi pelayanan. Akar persoalan pelayanan para imam ialah kesalahpahaman tentang tugas pelayanan mereka yang meliputi pelayan sabda Allah (tugas mewartakan), pelayan sakramen (tugas menguduskan), dan pemimpin umat Allah (tugas kenabian). Para imam juga kurang matang dalam aspek-aspek fundamental yakni aspek kepribadian, kerohanian, intelektual, dan pastoral. Akibatnya, pelayanan para imam tidak maksimal bahkan merusak citra pelayanan itu sendiri. Oleh karena itu, peneliti mengangkat pelayanan Yesus sebagai model dari seluruh pelayanan yang harus dilakukan oleh para imam. Karena pelayanan Yesus adalah pelayanan yang berlandaskan kasih. Yesus menampilkan diri sebagai pemimpin berhati hamba. Sehingga dalam narasi Matius, Yesus menegaskan bahwa Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani. Puncak dari seluruh pelayanan Yesus adalah peristiwa salib yang menjadi bukti bahwa kasih Allah bagi manusia tak terhingga. Wujud nyata kasih Allah bagi manusia ialah kehadiran di dunia melalui Yesus dan Roh Kudus untuk mengalami dan terlibat dalam kehidupan umat manusia. Dengan demikian, diharapkan agar para imam memahami model pelayanan Yesus ini dan menerapkannya dalam seluruh karya pastoralnya. Para imam juga disadarkan bahwa objek pelayanan mereka adalah orang-orang yang sakit, miskin, dan yang membutuhkan sentuhan tangan kasih, serta menolong seluruh umat untuk memperdalam dan berpegang teguh pada imannya. Para imam bertugas untuk menghidupi misi pelayanan yang telah dimulai oleh Yesus.} }