@thesis{thesis, author={Adi Indra Pranistya}, title ={Penerapan ACS (Activity Costing System) pada pembebanan uang sekolah dan uang sekolah dan uang gedung (Studi kasus di SD Katolik Santa Maria Blitar)}, year={2011}, url={http://repository.stieken.ac.id/524/}, abstract={Apabila pembebanan biaya pada siswa yaitu uang sekolah (SPP) dan uang gedung (BP3) terjadi ketidaktepatan dan ketidakakuratan maka akan mengakibatkan sebuah organisasi terutama yayasan pendidikan mengalami defisit. Pembebanan biaya pada siswa yaitu uang sekolah (SPP) dan uang gedung (BP3) dengan menggunakan metode ACS (Activity Costing System) menggunakan semua aktivitas pendidikan untuk menentukan berapa uang sekolah (SPP) dan uang gedung (BP3) yang harus dibebankan pada siswa agar tidak terjadi defisit. Perbedaan utama dari penggunaan metode sebelum dan sesudah ACS (Activity Costing System) adalah tidak adanya pengklasifikasian ulang pada metode sebelum ACS (Activity Costing System). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembebanan biaya pada siswa yaitu uang sekolah (SPP) dan uang gedung (BP3) dengan metode ACS (Activity Costing System) lebih mahal daripada metode sebelum ACS (Activity Costing System) tetapi metode ACS (Activity Costing System) Iebih dapat mengontrol terjadinya defisit. Hal ini disebabkan metode ACS (Activity Costing System) membagi dana bantuan pemerintah pada penentuan uang sekolah (SPP) dan uang gedung (BP3), sehingga jumlah uang sekolah (SPP) dan uang gedung (BP3) berimbang. Pada penggunaan metode sebelum ACS (Activity Costing System) bantuan dana pemerintah hanya dialokasikan untuk penentuan uang sckolah (SPP) saja schingga uang sekolah (SPP) menjadi rendah dan uang gedung (BP3) menjadi tinggi. Pada kenyataannya yang paling berpengaruh adalah uang sekolah (SPP) untuk tiap bulannya.} }