@thesis{thesis, author={Sugiarti Risky Anggie}, title ={HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN KEKAMBUHAN RHEUMATOID ARTHRITIS PADA LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MENDAWAI}, year={2023}, url={http://repository.stikesbcm.ac.id/id/eprint/409/}, abstract={Pendahuluan : Rheumatoid arthritis (RA) merupakan penyakit sendi atau radang sendi yang disebabkan oleh proses autoimun yang biasanya menyebabkan nyeri pada persendian seperti lutut, tangan dan jari. Rheumatoid arthritis, atau penyakit rematik pada umumnya, bisa menyerang siapa saja, terutama mereka yang rentan mengalami gangguan muskuloskeletal. Penderita rheumatoid arthritis di dunia bervariasi antara 0,3% artinya terdapat sekitar 3 kasus per 1000 populasi dan akan meningkat 1% seiring bertambahnya usia. Seiring bertambahnya jumlah penderita rheumatoid arthritis di Indonesia justru tingkat kesadaran tentang penyakit ini cukup tinggi. Konsumsi makanan tinggi purin yang terlalu banyak dapat mengakibatkan proses metabolisme terganggu dalam waktu yang lama. Jika kondisi nyeri tidak segera diatasi akan berdampak terhadap komplikasi sehingga nantinya untuk melakukan pekerjaan atau aktivitas sehari-hari menjadi terganggu. Tujuan : Untuk mengetahui hubungan pola makan dengan kekambuhan rheumatoid arthritis pada lansia yang menderita rheumatoid arthritis. Metode : Penelitian ini merupakan deskriptif korelasi dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Responden pada penelitian ini sebanyak 50 responden, teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah total sampling. Pengambilan data menggunakan kuesioner atau angket. Uji statistik yang digunakan adalah distribusi frekuensi dan uji Spearman Rank. Hasil : Hasil penelitian didapatkan bahwa pola makan dan kekambuhan penderita rheumatoid arthritis dalam kategori baik 44,0%,cukup 36,0%, kurang 20,0%. Hasil kekambuhan rheumatoid arhtritis dalam kategori sering kambuh 50,0% dan jarang kambuh 50,0%. Hasil uji Spearman rank didapatkan p value 0,000. Kesimpulan : ada hubungan antara pola makan dan kekambuhan rheumatoid arhtritis terhadap penderita rheumatoid arthritis Di Wilayah Kerja Puskesmas Mendawai.} }