@thesis{thesis, author={Mia Rahayu}, title ={PENGELOLAAN PENGUNJUNG DI KAWASAN WISATA ALAM LOLAI KABUPATEN TORAJA UTARA (Studi kasus: Daya Tarik Wisata Pong Torra)}, year={2020}, url={http://repository.stp-bandung.ac.id/15/}, abstract={Pong Torra? adalah salah satu daya tarik wisata di Kawasan Wisata Alam Lolai Kabupaten Toraja Utara yang merupakan kabupaten pemekaran dari Kabupaten Tana Toraja, Sulawesi Selatan, yang berdasarkan Perda Kabupaten Toraja Utara nomor 7 tahun 2016, kabupaten ini fokus dikembangkan sebagai destinasi pariwisata. Pong Torra meski baru viral melalui media sosial sejak tahun 2016 karena keindahan panorama alamnya, sehingga menarik wisatawan baik domestik bahkan mancanegara untuk berwisata. Tingkat kunjungan wisatawan yang tinggi bahkan mencapai 1.000 pengunjung/hari pada periode high seasons, kegiatan wisata yang semakin meningkat, sedangkan ruang area wisata yang terbatas menyebabkan kepadatan pengunjung pada area wisata, yang akan berlanjut pada dampak negatif baik pada sisi pengunjung dan juga daya tarik wisata sendiri. Selain itu menurut Keputusan Menteri Kehutanan RI no.SK 434/Menhut-II/2009, Pong Torra? termasuk dalam Kawasan Hutan Lindung Provinsi Sulawesi Selatan. Oleh karena itu diperlukan pengelolaan terhadap pengunjung. Pengelolaan pengunjung mengacu pada 3 pilar yaitu pengelola daya tarik wisata, daya tarik wisata dan pengunjung. Metode penelitian kualitatif digunakan untuk memperoleh data, melalui observasi, wawancara dan pengumpulan kuesioner. Dari segi daya tarik wisata, Pong Torra? yang meski ditunjang dengan fasilitas seperti spot foto dan wahana lainnya sebagai daya tarik, namun panorama hamparan awan yang indah menjadi daya tarik utama. Pada profil pengunjung, dilakukan dengan melihat aspek geografis, demografis dan psikografis, dimana dari profil pengunjung diketahui pengunjung yang dominan berwisata di Pong Torra? adalah pengunjung usia menengah/ dewasa, bergender pria dan daya beli yang rendah serta kunjungan wisatawan domestik adalah yang tertinggi. Pada penelitian ini dilakukan kombinasi dari pendekatan keras (hard) dan lunak (soft). Melalui pendekatan hard, peneliti menggunakan perhitungan daya dukung wisata, yang menghasilkan nilai PCC yaitu 25 pengunjung/hari dan nilai RCC adalah 30 pengunjung/hari, dari nilai tersebut sudah menunjukkan jumlah kunjungan wisatawan yang telah melampaui ambang batas kapasitas pengunjung. Sedangkan pendekatan secara lunak dilakukan dengan mengarahkan dan mengedukasi pengunjung melalui penyebaran informasi dan interpretasi. Adapun kedua pendekatan pengelolaan pengunjung, dilakukan dengan teknik masing-masing. Kata kunci: Pengelolaan pengunjung, daya tarik wisata, kawasan hutan lindung, pengelola, pengunjung.} }