@thesis{thesis, author={Rinanda Triana}, title ={RANCANGAN PENGELOLAAN INTERAKSI FACEBOOK DAN INSTAGRAM MUSEUM KESEJARAHAN JAKARTA}, year={2020}, url={http://repository.stp-bandung.ac.id/218/}, abstract={Penelitian ini bertujuan untuk merancang pengelolaan interaksi facebook dan instagram Unit Pengelola Museum Kesejarahan Jakarta yang dibentuk oleh 3 elemen dalam mengelola interaksi media sosial menurut Roope Jaakonmaki et al. (2017:1153) yaitu creator-related features, contextual features, dan content features. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif dengan melakukan wawancara kepada pengelola dan pengunjung serta observasi terhadap media sosialnya. Hasilnya dianalisis menggunakan model Miles dan Hubberman dan diuji keabsahan datanya menggunakan teknik trangulasi sumber. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa Unit Pengelola Museum Kesejarahan Jakarta memiliki divisi operator yang mengelola media sosialnya yang terdiri dari satu orang koordinator dan tiga orang admin yang merangkap sebagai content creator, namun tidak adanya pembagian admin yang bertugas dalam mengelola media sosialnya. Dari kedua media sosialnya, interaksi yang terjalin pada facebook dan instagram masih belum optimal dilihat dari rata- rata jumlah likes dan komentar yang masih menunjukkan angka yang tidak begitu tinggi yang menandakan minimnya interaksi yang terjalin pada media sosialnya. Konten yang menarik bagi pengunjung adalah konten yang bersifat informatif, memberikan informasi secara detail, pengambilan gambar yang enak dipandang, komposisi dan layout yang pas, dan menggunakan filter yang tidak berlebihan. Penelitian ini menghasilkan rekomendasi mengenai beberapa hal yang harus diperhatikan dalam merancang pengelolaan interaksi pada facebook dan instagramnya, diantaranya adalah memperhatikan insight dikedua media sosialnya, membuat laman fanpage pada facebook, dan konten dalam bentuk story yang dapat mengingkatkan interaksi antara pengelola dengan pengunjung di kemudian hari. Kata kunci: Interaksi, Media Sosial, Instagram, Facebook, Museum Kesejarahan Jakarta} }