@thesis{thesis, author={Yanti Indriyanti }, title ={Perbandingan tingkat kebisingan antara unit produksi spinning dan weaving di industri synthetic textil mills serta dampaknya pada kesehatan kerja}, year={2005}, url={http://repository.trisakti.ac.id/usaktiana/oai/../index.php/home/detail/detail_koleksi/0/SKR/judul/00000000000000003025}, abstract={Pemakaian mesin-mesin dalam mengolah clan memproduksi barang yang clibutuhkan manusia, seringkali menimbulkan kebisingan. Efek samping yang ditimbulkan dapat merugikan kesehatan tenaga kerja, terutama ketulian.Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui tingkat kebisingan pada UnitProcluksi Spinning dan Weaving serta pengaruhnya pada kesehatan pekerja di PT Industri Synthetic Textille Mills (PT. ISTEM ). Pengukuran tingkat kebisingan dilakukan menggunakan alat Sound Level Meter pada ruangan Unit Produksi Spinning dan Unit Produksi Weaving sesuai dengan Standar OSHA (Occupation Safety and Health Act) dan penyebaran kuisioner kepada 92 responclen yaitu 70 responden berasal dari Unit Spinning dan 22 responden dari Unit Produksi Weaving.Pengukuran bising pada Unit Produksi Spinning terbagi atas 4 titik sampling dan Unit Produksi Weaving terbagi atas 5 titik sampling yang dianggap mewakili sumber bising unit produksi tersebut. Hasil pengukuran bising untuk Unit Produksi Spinning mempunyai nilai rata• rata bising tertinggi sebesar 92,13 dB(A) clan nilai terenclah sebesar 87,37 dB(A) yang berarti melebihi Baku Mutu Kep MENAKER No. 51 tahun 1999 sebesar 85 dB(A) untuk 8 jam kerja I hari. Pada Unit Weaving hasil pengukuran rata-rata bising tertinggi sebesar 93,61 clB(A) clan nilai terenclah sebesar 74,49 clB (A). Hasil Kuisioner terhaclap 92 responclen menyatakan bahwa 62 responden atau67,39 % mengalami gangguan pendengaran berupa telinga berdenging atau pekak dan sebanyak 35,36 % atau 33 orang mengalami gangguan komunikasi yaitu berbicara berulang-ulang pada saat bekerja clan 34,78 % atau 33 orang selalu menggunakan alat pelindung diri ( ear plug) serta hasil tes pendengaran menyatakan 44,56% atau 41 orang mengalami gangguan pendengaran.Dari hasil Statistik menggunakan metocle regresi logistik menunjukkan bahwa pada Unit Spinning terdapat hubungan signifikan antara umur pekerja dan masa kerja terhadap risiko gangguan pendengaran dengan nilai Sig 0,010 dan o,o.Gg.)< 0,05, Sedangkan pada Unit Produksi Weaving rerdapar hubungan signifikan antara kebisingan dengan risiko gangguan pendengaran dengan hasil Sig 0,049 <0,05.} }