@thesis{thesis, author={Rini Ambarwati }, title ={Pengaruh penambahan starbio plus pada pengolahan biologis ekskreta dalam skala batch}, year={2019}, url={http://repository.trisakti.ac.id/usaktiana/oai/../index.php/home/detail/detail_koleksi/0/SKR/judul/00000000000000019975}, abstract={Tinja atau ekskreta merupakan bahan buangan yang dikeluarkan dari tubuh manusia, baik berbentuk padat maupun hasil proses pencernaan. Oleh karena itu, perlu dilakukan suatu pengolahan ekskreta yang diharapkan mampu menghilangkan faktor resiko yang dapat membahayakan kesehatan manusia dan lingkungan. Ekskreta memiliki karakteristik fisik, kimia dan biologis yang berbahaya sehingga jika tidak dikelola dengan baik, dapat menimbulkan pencemaran. Beberapa parameter yang dijadikan indikator pencemaran air yaitu suhu, pH, kekeruhan, TSS, DO, BOD, COD, KMnO4, fostat, amonia, bakteri E.Coli, dan kehidupan air. Pengolahan ekskreta secara aerobik biologis pada prinsipnya akan mengubah bahan-bahan pencemar yang berbebtuk padatan atau yang terlarut di dalam air limbah menjadi ke dalam bentuk gas maupun jaringan sel yang dapat dipisahkan dengan pengendapan. Sistem ini mengandalkan mikroorganism hidup untuk menguraikan padatan dan bahan organik dari air limbah. Kecepatan reaksi dari proses biologis dikontrol oleh enzim. metode yang digunakan dalam pengolahan ekskreta ini adalah aerasi dengan lumpur aktif yaitu dengan menyebarkan udara di dalam reaktor (diffused air). Pengolahan ekskreta di IPAK Pulogebang menggunakan sistem aerasi biologis dengan bak aerasi (lumpur aktif), bak lumpur, bak pematangan, dan unit pengering lumpur. Komponen-komponen yang terdapat di dalam Starbio - Plus adalah kelompok bakteri nitrogen oleh jenis non -simbiotik, bakteri metanogenik, bakteri selulotik, bakteri lignolitik dan tanaman busuk. Tahapan percobaan yang dilakukan adalah sebagai berikut : pertama, pengaktifan mikroorganime Starbio-Plus, kedua, penyiapan reaktor, ketiga, pelaksanaan pengukuran yang dilakukan selama 10 hari Hasil pengolahan ekskreta dari tiga perlakuan, menunjukkan hasil yang berbeda. hasil pengolahan yang paling baik dalam menurunkan konsentrasi BOD, COD, dan E.coli adalah pada perlakuan B.pengolahan ekskreta dengan sistem aerasi dengan penambahan mikoorganisme efektif dapat diterapkan dalam skala lebih besar.} }