@thesis{thesis, author={Karien Amalia}, title ={The Politeness Strategies of Directive Illocutionary Acts by Oprah Winfrey in the Oprah Winfrey Show.}, year={2012}, url={http://repository.ub.ac.id/id/eprint/100020/}, abstract={Dalam berkomunikasi khususnya pada saat membuat tuturan direktif, penutur menggunakan strategi tertentu untuk membuat komunikasi berjalan dengan lancar. Kesopanan diterapkan untuk menjaga hubungan baik dan menghindari konflik ketika berkomunikasi dengan orang lain. Dalam studi ini, penulis tertarik untuk menganalisa tuturan fungsi direktif yang berhubungan dengan prinsip kesantunan berbahasa yang digunakan oleh penutur dalam percakapan acara Oprah Winfrey Show. Terdapat dua masalah yang harus dijawab dalam penelitian ini, yaitu (1) Strategi kesopanan apa saja yang digunakan oleh Oprah Winfrey dalam membuat tuturan direktif?; dan (2) Bagaimana Oprah menerapkan masing-masing strategi dalam acara Oprah Winfrey Show?" Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif untuk mendeskripsikan fenomena yang dipelajari dengan jelas dan sistematis. Analisa tekstual digunakan untuk menganalisa strategi kesopanan dalam membuat tindak tutur direktif yang digunakan oleh Oprah Winfrey dalam acara Oprah Winfrey Show. Analisa membuktikan bahwa terdapat dua macam strategi kesopanan yang digunakan dalam tayangan Oprah Winfrey Show, strategi kesopanan positif dan negatif. Data dianalisis menggunakan teori dari Brown and Levinson (1987). Strategi kesopanan yang paling sering digunakan oleh Oprah Winfrey yaitu strategi kesopanan positif yang didominasi oleh tindak tutur perintah yang digunakan untuk bertanya sesuatu. Oprah Winfrey menggunakan strategi kesantunan positif sebagai strategi yang paling dominan dalam program acaranya karena dalam strategi ini dia ingin memperkuat hubungan sosial dengan lawan bicaranya (Obama). Strategi kesantunan digunakan untuk mengurangi dampak tindak ancaman muka (FTA). Penulis berharap penelitian ini dapat memberikan kontribusi bagi peneliti selanjutnya. Penulis berharap kepada peneliti selanjutnya yang belajar tentang studi pragmatic dapat menggunakan teori yang sama dengan object tindak tutur yang berbeda.} }