@thesis{thesis, author={Karima Tsabita}, title ={Penerapan Formula Altman (Z-Score) Sebagai Alat Untuk MemprediksiKebangkrutanPerusahaan(Pada Perusahaan Properti dan Real Estate yang Terdaftar di BEI Periode Tahun 2009-20011),}, year={2013}, url={http://repository.ub.ac.id/id/eprint/100027/}, abstract={Penelitian ini dilakukan berdasarkan pergerakan yang pesat dari sektor industri properti dan real estate yang dikhawatirkan justru perkembangan yang pesat tersebut nantinya menjadi bumerang bagi kelanjutan bisnis properti dan real estate, kekhawatiran tersebut yaitu terjadinya bubble property . Fenomena bubble property salah satunya disebabkan rendahnya uang muka yang disyaratkan untuk pembelian kredit properti dan real estate. Mengantisipasi hal tersebut, kebijakan yang dilakukan oleh Bank Indonesia adalah dengan menaikkan uang muka pembelian sebesar 30%, dan kebijakan ini menerima resistensi yang cukup keras dari para pengembang karena dirasa akan menurunkan daya beli masyarakat dan akan berdampak pada kebangkrutan perusahaan properti dan real estate yang pendapatan utamanya berasal dari penjualan. Dilakukan prediksi tentang kebangkrutan pada sektor industri properti dan real estate yang terdaftar di BEI periode 2009-2011dengan tujuan untuk mengetahui apakah ada indikasi kebangkrutan pada perusahaan pada sektor properti dan real estate yang terdaftar di BEI periode tahun 2009-2011. Model prediktor yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah model Alman ( Z-Score ) yang telah dilengkapi dengan titik cut off untuk menentukan klasifikasi kebangkrutan. Hasil dari penelitian terhadap 6 perusahaan properti dan real estate ini adalah 20% dinyatakan dalam kondisi rawan, 50% dinyatakan terdapat indikasikebangkrutan, dan 30% sisanya adalah perusahaan yang kondisinya berubah-ubah dalam pengertian selama tiga tahun mengalami kondisi keuangan yang berfluktuasi. Bagi pemerintah, kebijakan terkait pajak dan uang muka agar selalu dipantau secara teknis dan juga memperhatikan tingkat daya beli konsumen . Perusahaan melakukan evaluasi dan analisis tidak hanya pada faktor intern saja, namun juga dapat tanggap menyikapi kebijakan pemerintah yang merupakan faktor ekstern sehingga dapat meminimalkan kesulitan yang akan dapat berdampak pada kebangkrutan perusahaan.} }