@thesis{thesis, author={Safitri MelianaAyu}, title ={Distribusi Pupuk Subsidi Kepada Petani Tebu Dalam Perspektif Manajemen Publik. (Studi Kasus Pada Koperasi Unit Desa di Sumberpucung Kabupaten Malang).}, year={2013}, url={http://repository.ub.ac.id/id/eprint/100066/}, abstract={Pembangunan merupakan salah satu wujud dari kemauan dan kemampuan suatu negara untuk dapat berkembang kearah yang lebih baik. Sama halnya dengan yang diinginkan bangsa Indonesia untuk dapat melaksanakan pembangunan dalam rangka mewujudkan kesejahteraan masyarakat. pembangunan menjadi begitu populer ketika prinsip Good Governance di implementasikan di dalamnya. Oleh sebab itu, pembangunan juga memiliki 3 domain yang mendukung yaitu state, privat, civil society. Dengan berlandaskan pada perspektif manajemen publik diharapkan ketiga domain mampu melancarkan proses pendistribusian pupuk subsidi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, mendeskripsikan dan menganalisis bentuk upaya pendistribusian pupuk subsidi oleh pemerintah kepada masyarakat petani tebu di Kabupaten Malang. Selain itu juga mengetahui bagaimanakah peran pemerintah, swasta dan masyarakat dalam menjamin kelancaran proses pendistribusian pupuk subsidi serta menjamin ketersediaan pupuk di kalangan petani tebu dan apa saja kendala yang dihadapi dalam pendistribusian pupuk subsidi. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif dan menggunakan metode analisis Milles Huberman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan fokus penelitian yang peneliti ambil dengan pemaknaan dari beberapa informan yang peneliti lakukan, sistem pendistribusian pupuk subsidi telah sesuai dengan peraturan pemerintah tentang pendistribusian pupuk subsidi. Ketiga domain memiliki peran yang sangat penting demi kelancaran proses penyaluran pupuk dan terjaminnya ketersediaan pupuk subsidi untuk petani tebu. Kemudian sosialisasi tentang program subsidi belum berjalan optimal melihat masih terdapat petani tebu yang belum mengetahui tata cara untu memperoleh pupuk subsidi. Permasalahan serius terjadi pada tim pengawas yang bertugas mengawasi jalannya penyaluran pupuk ternyata kurang tanggap dalam menangani penyelewengan yang masih sering terjadi. Kelangkaan pupuk juga sempat terjadi disebabkan adanya pembatasan produksi pupuk sehingga alokasinya juga berjalan tidak sesuai dengan perencanaan. Saran dari peneliti adalah dalam kegiatannya hendaknya tetap memperhatikan komunikasi per lini dan kondisi masyarakat tani yang berada di daerah. Hal ini dirasa penting sebab sampai tidaknya sosialisasi pemerintah kepada masyarakat tergantung komunikasi yang terjalin oleh pihak-pihak yang terkait proses distribusi pupuk subsidi. Hal lain yang perlu dilakukan pemerintah ialah meningkatkan pengawasan yang lebih cepat tanggap melihat terjadinya penyelewengan pupuk.} }