@thesis{thesis, author={Wijoyo AhmadSayutiRekso}, title ={Implementasi Percontohan Telecenter Tirtowening di Desa Ampelgading Kecamatan Tirtoyudo (Studi pada Bagian Pengelola Data Elektronik Pemerintah Kabupaten Malang)}, year={2013}, url={http://repository.ub.ac.id/id/eprint/100217/}, abstract={Tujuan penelitian ini adalah menganalisis Implementasi Percontohan Telecenter Tirtowening dan kendala-kendala terkait implementasi percontohan di Telecenter Tirtowening. Adapun rumusan masalah mengenai bagaimanakah implementasi dan kendala-kendala apa sajakah terkait implementasi percontohan Telecenter Tirtowening di desa Ampelgading Kecamatan Tirtoyudo Kabupaten Malang. Sementara itu fokusnya terdiri dari aktor-aktor yang terlibat di telecenter tirtowening, standar operasional prosedur (SOP) Telecenter Tirtowening, target yang ingin dicapai dengan adanya Telecenter Tirtowening, kendala-kendala implementasi percontohan Telecenter Tirtowening seperti keterbatasan sumberdaya aparatur, keterbatasan anggaran, sarana dan prasarana. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan jenis deskriptif. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi (pengamatan), interview (wawancara), dan dokumentasi. Sementara itu Analisis data menggunakan Analisis Data Interaktif dari Miles & Huberman yang terdiri dari Reduksi Data, Penyajian Data, Penarikan Kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tim pengelola telecenter Tirtowening masih sebagai tenaga honorer dengan mendapat gaji perbulannya sebesar Rp 150.000,- selanjutnya diambil 4 bulan sekali di kantor kecamatan tirtoyudo, masih belum adanya standar operasional prosedur (SOP) telecenter Tirtowening, target yang ditetapkan belum sepenuhnya tercapai, anggaran yang sedikit mengakibatkan sarana dan prasaran kurang mendukung seperti komputer yang sudah ketinggal jaman, koneksi internet yang lambat, tidak memiliki gedung khusus telecenter . Selain itu, sering terjadinya pemadaman listrik di daerah kecamatan Tirtoyudo khususnya desa Ampelgading membuat kegiatan operasional telecenter menjadi terhambat. Saran dari penelitian ini antara lain memberikan insentif kepada Tim pengelola Telecenter Tirtowening mengingat gaji yang didapat perbulannya hanya Rp 150.000,- , segera menyusun standar operasional prosedur (SOP) telecenter , lebih banyak melakukan sosialisasi kepada masyarakat mengenai manfaat telecenter, melakukan koordinasi oleh pemangku jabatan untuk bekerja sama dalam memfasilitasi telecenter, komputer yang harus di upgrade (ditingkatkan), meningkatkan koneksi internet, dan perlu adanya perbaikan dengan cepat pada jaringan listrik yang dilakukan oleh PLN di kecamatan tirtoyudo apabila terjadi gangguan jaringan listrik.} }